KUANSING (RA) - Suara gong dan beduk bertalu-talu, disambut sorak ribuan penonton yang memadati tepian Sungai Kuantan. Perahu panjang berhiaskan warna-warni bendera tampak meluncur cepat, didayung puluhan pria dengan teriakan kompak: "Hoyak, hoyak jalur!"
Gelombang air berkejaran, memercik ke kanan-kiri, sementara penonton bersorak menyebut nama jalur kebanggaan mereka.
Dari 228 jalur yang berlaga, 114 berhasil melaju ke babak berikutnya. Setiap hentakan dayung adalah gengsi, setiap teriakan adalah doa agar jalur kampung mereka bisa jadi juara.
Tak hanya sekadar lomba, Pacu Jalur adalah pesta rakyat, tempat budaya Melayu Riau berpadu dengan semangat gotong royong dan kebanggaan.
Ribuan penonton memadati tepian Sungai Kuantan untuk menyaksikan jalannya babak penyisihan Festival Pacu Jalur. Foto : Wahyudi (Riauaktual.com)
Aksi dramatis anak joki jalur yang berdiri di haluan perahu sambil memberi aba-aba, menambah semangat ratusan pendayung yang beradu cepat. Foto : Wahyudi (Riauaktual.com)
Dari tepian sungai, masyarakat antusias menyaksikan jalannya lomba. Setiap jalur yang berpacu menampilkan kekompakan dan ketangkasan. Foto : Wahyudi (Riauaktual.com)
Tradisi dan budaya berpadu dalam adu kecepatan perahu tradisional yang panjangnya bisa mencapai 40 meter. Foto : Wahyudi (Riauaktual.com)
Kekompakan para pendayung jalur dengan kayuhan serentak menciptakan pemandangan yang memukau. Foto : Wahyudi (Riauaktual.com)
Aksi anak joki jalur bikin sorakan makin pecah! Dengan aba-aba khasnya, semangat pendayung makin membara. Foto : Wahyudi (Riauaktual.com)
Festival Pacu Jalur bukan sekadar lomba, tapi wujud kebersamaan, semangat sportivitas, dan cinta budaya masyarakat Kuantan Singingi. Foto : Wahyudi (Riauaktual.com)