Harga Kebutuhan Pokok di Pekanbaru Terus Meroket Naik

Senin, 07 November 2016 | 18:31:27 WIB
ilustrasi

PEKANBARU (RA) - Sudah hampir dua bulan ini harga cabai merah terus mengalami kenaikan yang seknifikan di kota Pekanbaru dan daerah sekitarnya. Namun, sampai saat ini Pemerintah Daerah belum juga memberikan solusi untuk menekan harga komoditi primadona tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Pekanbaru, Mas Irba H Sulaiman, ketika dihubungi melalui telpon seluler, Senin (7/11), mengatakan bahwa pihaknya sudah sering melakukan koordinasi dengan Disperindag Provinsi Riau untuk mencari solusi persoalan cabai tersebut.

"Kenaikan ini tidak bisa hindari, karena adanya faktor cuaca. Namun, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan disperindag Provinsi. Disamping itu, kita juga telah mengitung angka kebutuhan cabai perhari diPekanbaru. Dimana, sesuai data dari Dinas Pertanian, kebutuhan cabe perhari dipekanbaru sekitar 5 ton, jumlah ini disesuaikan dengan jumlah penduduk," ujarnya.

Irba menambahkan, persoalan tingginya harga cabai saat ini bukalah pertama terjadi. Bahkan dalam kurun waktu dua tahun belakangan, kejadian yang sama sering terjadi dipenghujung tahun. Untuk itu, pihaknya selalu meminta Pemprov untuk mengambil tindakan membuka kran impor.

"Sebenarnya, kami sudah sering minta pihak provinsi untuk membuka kran impor cabai. Namun pihak provinsi mengaku belum bisa membuka, karena masih menghitung kebutuhan cabe perhari untuk Riau dan melihat apakah ada petani yang akan panen. Bahkan, saya meminta kepada Pemerintah Provinsi untuk tidak memikirkan petani panen, tetapi solusi apa yang akan dilakukan dalam waktu dekat untuk antisipasi hal ini,"paparnya.

Menurut Irba, bukan hanya sikap Provinsi yang lama mengambil tindakan, pihaknya juga mempertanyakan Bulog yang tidak tanggap dengan kondisi ini. Pasalnya sudah memasuki dua bulan harga cabai terus memanas.

“Seharusnya kalau ada komoditi yang terus mengalami kenaikan harga, Bulog harus inisiatif mengusulkan kepada pusat apa tindakan yang akan dilakukan. Bukan hanya menunggu arahan saja," ungkapnya.

Pemerintah menunjuk Bulog adalah lanjut Irba, sebagai stabilitator harga-harga kebutuhan pokok masyarakat. Sehingga tidak membuat laju inflasi semakin tinggi.

"Bulog ini ditunjuk pemerintah sebagai stabilitator harga-harga kebutuhan pokok masyarakat. Sebagai mana diketahui, Inflasi kita juga tergantung cabe. Jadi sudah selayaknya untuk dilakukan Operasi pasar (OP), karena hal ini sama dengan komoditi sudah pernah digelarkan OP seperti beras, bawang, daging, gula,” sebutnya.

Dari pemantauan yang dilakukan dipasar Cik Puan, beberapa komoditi terus mengalami kenaikan. Diantaranya cabai merah yang harganya sudah mencapai diangka Rp100 ribu per kilogramnya, selanjutnya, cabai hijau naik juga ikut mengalami kenaikan dengan harga Rp 60 ribu per kilogramnya. Dimana sebelumnya Rp 40 ribu per kilogramnya. Cabe rawit naik menjadi 60.000 perkilogram, untuk tomat juga mengalami kenaikan menjadi Rp 10.000 perkilogram, bawang merah Rp 34. 000 perkigram, kentang Rp 12.000 perkilogram. (yan)
 

Terkini

Terpopuler