EKONOMI (RA) - Nilai tukar Peso Meksiko ambruk ke titik terendah dalam dua dekade terakhir sebagai dampak dari terpilihnya Donald Trump menjadi presiden AS selanjutnya. Banyak pihak prihatin dan khawatir tentang kebijakan Trump ke depannya.
Pada Jumat sore waktu setempat, nilai tukar Peso turun 8,75 persen ke level 21,15 peso per USD. Pelemahan nilai tukar ini cukup besar dibanding pekan lalu, di mana Peso hanya melemah 1,65 persen.
Menurut bank swasta Citibanamex, nilai tukar Peso makin memburuk di tengah perdagangan hingga menyentuh level 21,45 peso per USD. Angka tersebut merupakan terburuk sejak krisis ekonomi dan devaluasi Peso pada 1995 lalu.
Seperti dilansir dari Channel News Asia, nilai tukar Peso sempat menguat pada saat pemilihan presiden AS (Selasa waktu setempat) karena optimisme kemenangan pada Hillary Clinton. Namun, hitungan akhir yang memenangkan Trump membuat nilai tukar kembali ambruk dan pasar saham setempat anjlok. Pasar saham Meksiko anjlok 0,54 persen pada Jumat waktu setempat.
Meski nilai tukar anjlok, Menteri Keuangan Meksiko Jose Antonio mengatakan tidak akan mengintervensi meski cadangan devisa masih banyak, yaitu mencapai USD 175,1 miliar. Dia menilai, tidak perlu campur tangan pemerintah untuk melindungi nilai tukar Peso sat ini.
"Ada volatilitas di semua pasar global. Oleh sebab itu, intervensi tidak akan berdampak seperti yang kita harapkan," katanya.
Tak hanya Peso, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup melemah di perdagangan hari ini, Jumat (11/11). Rupiah ditutup di level Rp 13.383 per USD atau melemah 245 poin dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.138 per USD.
Bloomberg mencatat, Rupiah kali ini menyentuh level terendah dalam lima bulan terakhir. Pada siang tadi, Rupiah sempat menyentuh level Rp 13.865 per USD.
Pelemahan Rupiah ini disebabkan adanya kekhawatiran kenaikan suku bunga Bank Sentral AS usai terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS ke-45.
"Ya karena The Fed mau naikin (suku bunga acuan) setelah pemilihan presiden," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (11/11).
Untuk itu, Mantan Menteri Keuangan akan melakukan sejumlah antisipasi terhadap rencana kenaikan The Fed tersebut. Salah satunya, menjaga fundamental perekonomian dalam negeri dan menjaga kepercayaan investor.
"Yang penting jaga fundamental jaga kepercayaan. Pasti kan ini hanya temporer," pungkasnya. (merdeka.com)