Aneh,, Tiba-Tiba Makam Keramat di Bandara Soekarno-Hatta Bertambah

Selasa, 18 April 2017 | 01:30:26 WIB
Makam Keramat Bunder di Area Bandara Soekarno-Hatta (foto: Rikhi Ferdian/Okezone)

Riauaktual.com - Makam Kramat Bunder yang berada di Kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, tiba-tiba bertambah jumlahnya. Kejadian aneh ini menjadi perbincangan hangat warga sekitar khususnya warga Desa Pajang, Kelurahan Benda, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, yang tinggal di sekitar bandara.

Pasalnya, makam yang dikramatkan tersebut awalnya hanya berjumlah dua. Namun beberapa waktu belakangan diketahui makam tersebut bertambah tiga dan kini menjadi lima makam.

Hal ini pertama kali diketahui oleh Fadillah (20) seorang pedagang di sekitar lokasi makam bercerita, sekira tiga minggu lalu, pada malam Jumat usai ia berdagang makam masih berjumlah dua. Namun keesokan paginya tiba-tiba ada tiga makam baru yang sudah dipagari lengkap dengan sesajen di pinggir tiga makam tersebut.

"Tadinya cuma ada dua makam sekarang jadi lima. Tidak ada yang tahu siapa yang memagari dan memberikan sesajen pada tiga makam yang baru ini," ujarnya sebagaimana dikutip dari Okezone, Senin kemarin.

Kejadian ini sempat membuat heboh warga sekitar. Bahkan sejak diketahui ada tiga makam baru yang muncul tiba-tiba, para peziarah yang datang ke makam keramat ini semakin bertambah jumlahnya terutama pada malam Jumat Kliwon.

Pantauan di lapangan, dua dari tiga makam baru tersebut berada di sisi kiri dan kanan makam Ki Buyut Karnen. Satu makam lainnya berada di depan makam Syeh Abdusarmin. Ketiga makam tersebut seolah-olah menjadi penjaga dua makam yang sudah dikramatkan sebelumnya.

"Sampai sekarang tidak ada yang tahu siapa yang memagari dan menyusun batu-batu di tiga makam baru ini. Warga juga masih bertanya-tanya karena penasaran," katanya.

Dari penelusuran juga diketahui fakta menarik jika ternyata akar-akar tiga pohon sambi raksasa yang menaungi lima makam Kramat ini telah berubah jadi batu. Bahkan oleh para pedagang makanan di sekitar akar-akar pohon tersebut dipakai untuk mengasah perkakas dapur seperti pisau.

"Mungkin karena usianya sudah ratusan tahun akarnya berubah jadi batu fosil. Tapi anehnya ketiga pohon ini tetap hidup," tutupnya.

Terkini

Terpopuler