Riauaktual.com - Para peneliti terus berupaya mencari kebenaran soal kehidupan di luar planet Bumi atau bahkan di luar galaksi. Bahkan, para ilmuwan memiliki rencana baru untuk memecahkan misteri tersebut.
Sebuah makalah baru dari Jay Nadeau dan tim peneliti dari Caltech, yang diterbitkan dalam jurnal Astrobiology, memecah teknik pencitraan baru yang bisa memberi para ilmuwan alat yang mereka butuhakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi kehidupan mikroskopis di luar angkasa, khususnya mikroba yang tersembunyi di air bulan beku Saturnus, Enceladus.
Enceladus benar-benar terbungkus es, namun bulan Saturnus itu disebut memiliki air di bawah permukaannya yang beku. Hal itu diketahui karena gambar planet yang diambil oleh probe Cassino NASA menunjukkan bahwa pancaran air yang dimuntahkan dari celah di cangkangnya yang dingin.
Selain itu, karena Enceladus sangat kecil, tarikan gravitasinya tak cukup kuat untuk menjaga uap air dari penerbangan ke luar angkasa. Hal inilah yang membuat pekerjaan sampling air lebih mudah, tapi NASA masih memerlukan alat yang tepat untuk pekerjaan itu.
Nadeau dan rekan-rekannya telah mengajukan sebuah solusi dalam bentuk mikroskop holografik, yang dirancang khusus untuk mendeteksi kehidupan mikroba dan membedakan antarorganisme hidup kecil dan bintik debu dan puing yang kemungkinan juga akan membuang sampel.
"Lebih sulit membedakan antara mikroba dan setitik debu dibandingkan yang Anda pikirkan," kata Nadeau yang dilansir BGR, Minggu (23/7/2017).
"Anda harus membedakan antara gerakan Brownian, yang merupakan gerakan acak materi dan gerakan organisme hidup yang disengaja dan diarahkan sendiri," lanjutnya.
Dalam pengujian, sistem mikroskop baru telah terbukti mampu melakukan hal itu, dan meskipun pengujian dan pelaksanaan lebih lanjut tetap dalam to-do list, namun ini menjadi awal yang menjanjikan untuk sebuah teknik yang bisa memberikan bukti pertama kehidupan di luar Bumi.
Keberadaan soal kehidupan di luar Bumi memang kerap dipertanyakan dan tak jarang para ilmuwan melakukan pengujian untuk menemukan kehidupan di luar Bumi.
Beberapa waktu lalu, para peneliti menguji asam amino dalam kondisi ekstrem untuk meniru lingkungan di planet lain. Tujuannya agar mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya kehidupan di luar Bumi seperti planet Mars, bulan Saturnus Enceladus, dan bulan Jupiter Europa.
Berbasis di Universitas Valparaiso, Indiana, para peneliti menganalisis 15 asam amino berbeda. Beberapa ditemukan di Bumi dalam makhluk hidup. Sebagian lainnya ditemukan pada makhluk hidup di planet lain dan dipengaruhi oleh kondisi ekstrem.
Untuk mendapatkan hasil, tim peneliti menggunakan berbagai sampel asam amino pada suhu ekstrem, pH, radiasi ultraviolet, radiasi gamma, dan kondisi lainnya untuk menyimulasikan lingkungan ekstrem. Hal ini dilakukan di planet yang dianggap sebagai kandidat berpotensi untuk mendukung kehidupan. Para periset juga mencari pola dalam stabilitas asam amino dengan berbagai karakteristik, misalnya ukuran atau kemampuan mereka untuk mengikat dengan air.