Riauaktual.com - Per September 2017, jumlah total utang pemerintah mencapai Rp 3.866,45 triliun, jika dilihat sejak 2014 yang sebesar Rp 2.604,93 triliun maka jumlah utang di masa pemerintahan Jokowi-JK naik Rp 1.261,52 triliun.
"Menurut saya kondisi utang pemerintah masih manageable melihat komposisi tersebut dan melihat rasio utang terhadap PDB yang mencapai sekitar 28%, kurang dari 30%," kata Ekonom dari Bank Permata, Josua Pardede sebagaimana dikutip dari detikFinance, Jakarta, Sabtu (21/10/2017).
Dia menjelaskan, utang pemerintah per September 2017 tumbuh sebesar 12,2% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dilihat dari komposisinya, sebesar 82,3% merupakan penerbitan surat berharga negara (SBN) dan sekitar 17,7% merupakan pinjaman.
Selain itu, kata dia, sebagian besar porsi penerbitan SBN yakni sebesar 72,9% adalah penerbitan dalam denominasi rupiah.
"Saya melihat dalam 3 tahun terakhir ini, pertumbuhan utang pemerintah pusat didorong oleh pertumbuhan SBN denominasi rupiah sebesar 14% (yoy)," tambah dia.
Meski secara nominal utang pemerintah naik, namun pemerintah juga berhasil mengelolanya dengan baik. Menurutnua, manajemen utang pemerintah cenderung baik terlihat dengan komposisi utang jangka pendek yang lebih rendah serta debt service ratio yang terus membaik.
Selain itu, kata dia, peningkatan utang pemerintah juga sebagian besar dialokasikan untuk belanja yang produktif seperti infrastruktur, belanja sosial, dan bukan belanja konsumtif seperti subsidi energi pada pemerintahan sebelumnya.
BERITA VIRAL : Polisi Berhasil Ringkus Pelaku Bekal yang sudah Beraksi di 34 Titik di Pekanbaru
BERITA VIRAL : Pria yang Ditemukan Tewas di Bandara SSK Pekanbaru, Dipastikan Korban Pembunuhan
BERITA VIRAL : Istri ASN Kepergok Indehoi dengan Sopir di Mobil, Buktinya Tisu
BERITA VIRAL : Ini Kronologis Istri Kedua Bunuh Ketua DPRD, Sembunyi di Balik Pintu
BERITA VIRAL : Astaga, Geng Cewek SMA Ini Tampar dan Paksa Buka Jilbab Temannya Lalu Unggah ke Instagram