Aksi nekat Jero Kuncir mandi lahar dingin Gunung Agung setelah dapat bisikan gaib

Jumat, 01 Desember 2017 | 01:44:40 WIB
Jero Kuncir. ©2017 merdeka.com

Riauaktual.com - Semula, nama Jero Kuncir Gimbal, warga Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali tidak banyak yang tahu kecuali penduduk tempatnya tinggal. Namun beberapa hari terakhir, namanya mendadak jadi mencuat.

Jero Kuncir melakukan aksi nekat di tengah bencana erupsi Gunung Agung. Dia melakukan ritual mandi lahar dingin. Video itu kemudian tersebar di media sosial dan menjadi viral.

Aksi berbahaya itu dilakukannya tepat saat banjir lahar dingin mengaliri Sungai Unda, Kabupaten Klungkung, pada Senin (27/11) lalu. Kebetulan aksi itu terlihat jelas oleh seorang awak media yang berada di atas jembatan Unda dan sempat mengabadikan kejadian itu dalam jepretan kamera.

Beberapa foto dari aksi nyeleneh Jero Kuncir mendapat ragam tanggapan. Ada yang memuji, namun tak sedikit yang mencibir. Tak terkecuali Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, yang ikut berkomentar.

Devy menyebut, apa yang dilakukan oleh Jero Kuncir tak pantas ditiru. Dirinya menganggap hanya orang profesional dan memiliki tujuan lain yang punya ritual seperti Jero Kuncir.

"Abu vulkanik yang dibawa melalui air dan mengalir di sungai dan sering kita sebut lahar dingin. Jelas itu sangat membahayakan karena kadar airnya sudah mengandung So2. Tapi aksi dari Jero itu mungkin punya tujuan lain sehingga segala risikonya sudah dipikirkan, warga lain jangan ikut-ikutan lah," ungkapnya, Kamis (30/11).

Lalu apa yang sebenarnya melatarbelakangi Jero Kuncir melakukan aksi tersebut?

Dia berdalih tak punya rencana apa-apa di balik aksi nekatnya tersebut. Saat melintas di jembatan Sungai Unda, spontan dia menyuruh sopirnya menghentikan kendaraan.

Semula, dia turun mendekati sungai dengan maksud swafoto (selfie) karena baru pertama kali melihat fenomena seperti itu terjadi di Bali.

"Semua tanpa terencana. Hanya ingin lihat saja seperti apa banjir lahar dingin saat itu. Tapi tiba-tiba ketemu pemangku di sana (bendungan sungai Unda). Dan kami melukat (pembersihan diri dengan mandi) pancuran air jernih di Pura Beji setempat," ungkap Jero.

Usai melakukan ritual yang disebut melukat di Beji, Jero mengaku seperti ditarik oleh pusaran energi kuat berasal dari aliran lahar dingin di sungai. Merasa ada tarikan semacam itu, dia langsung meminta sopirnya membelikan canang dan pejati.

"Itu petunjuk niskala (alam gaib). Saya masuk ke lahar dingin, ke dalamannya se-leher saya lah. Saya haturkan sesajen, awalnya saya berkumur, minum (lahar dingin) tiga kali, cuci muka dan berbagai gerakan lain di tengah derasnya arus sungai, yah sekitar 30 menit," ceritanya.

Dia membantah kegiatan spiritualnya itu hanya mencari sensasi semata. "Jika saya mencari sensasi, saya cari tempat ramai," ujarnya.

Menurutnya 'melukat' di tengah lahar adalah panggilan jiwa dari Hyang Siwa, dengan tujuan memohon keselamatan untuk alam semesta, serta untuk membersihkan, melebur, dan memurnikan raganya.

"Lahar itu kan sangat murni sekali, berasal dari kedalaman perut bumi," kata Jero.

Ditambahkan Jero, saat dirinya melakukan ritual mandi lahar dingin sempat menemukan lima buah batu berwarna lima macam atau batu mancawarna di salah satu genangan dangkal. Dia meyakini, batu mancawarna itu sebagai anugerah Tuhan untuk dirinya.

Saat itu, lanjut Jero, dirinya sudah berpasrah diri menyerahkan jiwa dan raganya kepada Sang Penguasa Dunia (Siwa). "Mati pun, saat itu saya sudah siap," sebutnya.

Setelah keluar dari lahar dingin, ia mengaku mendapatkan energi baru, namun harus menjalani sejumlah ritual pemurnian lainnya sesuai kepercayaan yang ia anut.

"Jika ada warga yang meniru saya, saya tak ikut bertanggungjawab. Sekali lagi saya meminta maaf apabila ritual waktu ini dianggap aneh atau buduh (gila) yang mengganggu masyarakat," pesan Jero Kuncir.

 


Sumber : merdeka.com

Terkini

Terpopuler