PEKANBARU, RiauAktual.com - Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Ir Nofrizal MM menyebutkan, kelangkaan solar yang terjadi di Indonesia berimbas buruk bagi masyarakat kecil. Pasalnya, apapun nama kebijakan yang keluar terlebih persoalan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar sampai bisa langka di Indonesia, berpengaruh besar pada harga kebutuhan pokok masyarakat, karena mulai dari transportasi menyebabkan harga sembako tinggi.
"Harusnya transportasi yang mengangkut kebutuhan pokok dilindungi, sehingga terjaga dan kenaikan harga pokok tidak terjadi karena kenaikan harga Solar ini. Harus diperhatikan Pemerintah Kota Pekanbaru, jangan lagi masyaraakat dibodoh-bodohi dan dibohongi, kalau harga solar naik, kebutuhan tetap stabil," demikian diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Ir Nofrizal MM saat ditemui di Kator DPRD Kota Pekanbaru.
Meski Pertamina telah menyebut kuota solar tetap seperti biasanya, tapi sampai saat ini menurut Nofrizal Pertamina tidak pernah membeberakan banyak kuota solar yang disalurkan di Riau. Yang jadi tanda tanya, kenapa keberadaan solar hilang di SPBU.
"Kita melihat SPBU tidak sampai berhari-hari menjual solar. Pemerintah seharusnya juga harus berikan informasi ke masyarakat tentang kuota minyak solar sebenarnya tersalurkan di Riau, begitu juga dengan Petamina," kata Nofrizal.
Menurut Nofrizal, tidak ada keterbukaan informasi yang diberikan oleh Pertamina selama ini, membuat efek dari kelangkaan solar di SPBU. Karena menurut Nofrizal, jika kuota dikatakan tetap tidak akan mungkin keberadaan solar di SPBU berkurang seperti sekarang ini.
"Memang ada namanya solar Subsidi dan Solar Industri. Saya melihat jumlah kuota solar yang masuk di SPBU tidak sebanding dengan kelangkaan solar di Riau. Masa dari Padang menuju Pekanbaru tidak satupun SPBU yang menjual Solar, kemana keberadaan Solar kita jika memang tidak ada pengurangan kuota, kenapa bisa langka," tutur Nofrizal.
Ditambahkan Nofrizal, fenomena ini secara menyeluruh kuota solar itu jelas berkurang. Karena pengangkutan solar melalui kapal sampai bisa bermalam siapa tahu kapal datang ke Pekanbaru, berapa jumlah solar yang dimasukkan ke SPBU.
"Siapa yang tahu berapa jumlahnya karena selama ini tidak pernah ada pemeriksaan dan pengawasan. Ada kesenjangan dari pasokan kuota solar masuk ke Pekanbaru hingga terjadi kelangkaan karena kapal yang berjalan di laut bisa jadi terkencing di lautan. Jangan lagi masyarakat dibohongi persoalan ini," pungkasnya.
Laporan: Riki