Riauaktual.com - Terkait pemberitaan di sejumlah media massa tentang kisruh di Pemerintah Desa Sepahat Kecamatan Bandar Laksamana Kabupaten Bengkalis, Kepala Desa setempat, Muhammad Azlan, Lc, Selasa (24/4/2018) menyampaikan klarifikasi.
"Saya tidak pernah memberhentikan perangkat desa, yang terdiri dari 10 orang anggota Masyarakat Peduli Api (MPA), 9 orang anggota Linmas serta 4 orang Staff, itu semua fitnah. Karena ada aturan yang mengatur tentang pemberhentian perangkat desa," tegasnya.
Akan tetapi katanya, atas permintaan masyarakat kami mengadakan penjaringan ulang khusus MPA dan Linmas. Hal ini dilakukan sesuai dengan prosedur, bahkan melalui konsultasi terlebih dahulu dengan ketua BPD.
Proses penjaringan ini pun terbuka untuk seluruh masyarakat dengan menyebarkan lembaran pengumuman di kedai - kedai maupun warung - warung.
"Untuk 4 orang Staff yang katanya saya berhentikan itu tidak benar, satu di antaranya istri dari wakil ketua BPD. Dia menemui saya dan mengatakan mengundurkan diri karena ingin bekerja di kantor camat. Sedangkan 3 orang lainnya meninggalkan jabatan mereka tanpa pamit. Saya sudah melayangkan surat pemanggilan yang mana tembusannya ke BPD. Namun hingga 3 kali surat itu di layangkan tidak di tanggapi oleh mereka sedikit pun," jelasnya.
Dilanjutkan Kepala Desa, terkait masalah belum dibayarnya gaji Linmas dan MPA itu lebih kepada dana tunda bayar yang tak kunjung cair. Ini dialami seluruh desa se kabupaten Bengkalis.
"Saya pernah mengatakan. Akan melunasi gaji mereka sekitar bulan 2 atau bulan 3, jika dana tunda bayar itu cair. Bukan ketika pencairan add tahun 2018 tahap awal. Karena isu pertama yang beredar saat itu dana tunda bayar akan dicairkan bulan februari atau Maret. Bahkan ketika pencairan add 2018 tahap awal kemaren saya menyerahkan 1 bulan gaji hak mereka untuk bulan januari. Namun mereka tidak mau menerima nya. Inilah yang menjadi permasalahan kami saat ini," jelasnya.
Hal ini sudah saya dibicarakan dengan ketua BPD sejak lama. Namun sayangnya ada oknum dari BPD tepatnya wakil dari ketua BPD yang seharusnya membantu menenangkan suasana justru menjadi provokator dan menambah keruh keadaan, bahkan selalu melakukan tindakan yang mengatasnamakan BPD tetapi melangkahi ketua BPD.
Diutarakan Azlan lagi, wakil ketua BPD Sepahat yang memimpin anggota Linmas dan MPA mendatangi kantor desa untuk mendesaknya melunasi gaji tersebut. Azlan juga membantah pernyataan bahwa dia melarikan diri dari pintu belakang saat hendak ditemui.
"Saya bersama Kaur Pemerintahan menyambut kedatangan kawan dari anggota Linmas dan MPA yang di komando oleh saudara wakil BPD, kami sempat mendiskusikan masalah ini, lagi pula kantor kami tidak mempunyai pintu belakang, jadi tidak benar apa yang tuduhkan kepada kami dalam pemberitaan tersebut," tutup Azlan. (put)