Riauaktual.com - Bentrokan rusuh sepanjang hari antara ratusan pemrotes Palestina dan tentara Israel di bagian timur Jalur Gaza di dekat perbatasan dengan Israel menewaskan 55 dan melukai 2.771 orang Palestina, Senin, 14 Mei 2018 kemarin. Ini merupakan hari yang paling berdarah sejak berakhirnya agresi besar militer Israel terhadap Jalur Gaza pada musim panas 2014.
Sekitar 40.000 warga Palestina yang ambil bagian dalam aksi protes dan bentrok di 13 lokasi, menentang pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem. Ashraf Al-Qedra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengatakan, korban tewas termasuk 8 anak di bawah usia 16 tahun. Ia menambahkan 54 orang yang cedera berada dalam kondisi sangat kritis.
"Sebanyak 1.204 orang cedera terkena amunisi aktif, 13 orang peluru logam yang berlapis karet, 133 akibat pecahan amunisi da 837 menderita sesak nafas karena menghirup gas air mata," kata Ashraf Al-Qedra kepada wartawan.
Ia menuduh tentara Israel melakukan pembantaian terhadap rakyat yang tidak memiliki pertahanan diri.
Pemogokan umum mendominasi Jalur Gaza pada Senin itu yang melibatkan murid sekolah, mahasiswa, pegawai bank dan toko, dan jalan-jalan lengang dari lalu-lintas serta pejalan kaki. Ban dibakar di seluruh jalan utama untuk menentang pemindahan Kedutaan Besar AS ke Jerusalem.
Bus dan truk mengumpulkan orang dari jalan dan permukiman dan daerah di dekat masjid, sementara pengeras suara di masjid menyeru warga agar bergabung dalam pawai satu-juta-orang Palestina.
Kendaraan membawa ratusan peserta ke berbagai daerah di bagian timur Jalur Gaza di dekat perbatasan dengan Israel.
Pemimpin Front Rakyat bagi Pembebasan Palestina Jamil Mizher mengatakan kepada wartawatan, "Hari ini, rakyat pergi ke daerah di bagian timur Jalur Gaza untuk mengubah sejarah dan mencatat tahap penting dalam sejarah mereka dan perjuangan mereka."
"Rakyat kami keluar untuk mengatakan 'tidak' buat semua perskongkolan yang ditujukan kepada masalah Palestina, hak untuk pulang dan Jerusalem. Persekongkolan ini takkan berhasil dan rakyat kami berkeras untuk meraih hak sah mereka dari musuh dan mewujudkan kepulangan, kebebasan dan kemerdekaan," katanya.
Pertemuan terbuka, protes dan bentrokan mencapai puncaknya pada Senin, sebagai bagian dari apa yang disebut oleh orang Palestina sebagai "Pawai Akbar Kepulangan", yang dimulai pada 30 Maret dan sejauh ini telah menewaskan 104 orang serta melukai 12.000 orang lagi.
"Kami menganggap Amerika Serikat dan kaum pendudukan sepenuhnya bertanggung-jawab atas pembantaian bergelimang darah hari ini di Jalur Gaza. Besok akan menjadi hari perkabungan untuk menghormati arwah para syahid dan kami menyeru rakyat kami untuk melanjutkan pawai kepulangan tanpa henti," kata Komisi Nasional Pawai Akbar Kepulangan dalam satu taklimat di bagian timur Kota Gaza.
Sumber : kriminologi.id