Peluang AHY Cawapres Prabowo Dikalahkan Anies Baswedan

Jumat, 20 Juli 2018 | 16:03:11 WIB
AHY duduk di samping Prabowo Subianto saat menjenguk SBY di RSPAD Gatot Subroto (pojoksatu)

Riauaktual.com - Kedatangan Prabowo Subianto menjenguk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di RSPAD Gatot Subroto menuai respon postifi dari publik.

Dalam pertemuan itu, Ketua Umum Partai Gerindra dan Ketua Umum Partai Demokrat itu menunjukkan keakraban.

Selain bertemu SBY, mantan menantu Presiden Soeharto itu juga terlihat sangat akrab dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Hal itu sekeligus makin menguatkan spekulasi duet Prabowo-AHY di Pilpres 2019 mendatang.

Menyusul kabar bakal bertemunya kembali Prabowo dan SBY yang disebut-sebut bakal menjadi puncak kesepakatan koalisi.

Demikian disampaikan pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Zainal A Budiyono, di Jakarta, Jumat (20/7/2018).

Sejak beberapa bulan lalu, AHY memang disebut-sebut berpotensi menjadi orang nomor dua di Indonesia, baik sebagai pendamping Jokowi maupun Prabowo.

Apalagi, AHY memiliki tingkat elektabilitas yang cukup besar.

Sebagai politikus muda, Budiyono menyebut AHY memiliki momentum yang sejalan dengan maraknya pemimpin muda dunia akhir-akhir ini.

Terbaru Sebastian Kurz yang terpilih sebagai Kanselir Austria di usia 31 tahun. Sebelumnya ada nama Macron di Prancis dan Truedue di Kanada.

Peremajaan politik juga terjadi di negara tetangga Malaysia, yang meskipun Mahathir Mohamad terpilih di usia 93 tahun.

Akan tetapi, ia berani mengangkat dua menteri di bawah 30 tahun.

“Dengan fakta ini, maka Prabowo-AHY menggambarkan pasangan tua–muda yang linear dengan gejala politik global,” katanya.

Sayangnya, mantan danjen kopassus itu tak akan bisa memilih AHY sebagai cawapres dengan cukup mudah.

Pasalnya, Gerindra sudah menjalin kesepakatan koalisi dengan PKS dan PAN yang juga sama-sama menyodorkan kadernya sebagai pendamping sebagai syarat koalisi.

Dari PKS, nama Ahmad Heriawan dan Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al-Jufri sebagai yang terkuat.

Dari PAN, muncul Ketum Zulkifli Hasan. Ditambah Anies Baswedan yang mewakili sosok nonparpol dan memiliki kedekatan dengan Prabowo.

“PKS terus mendorong Anies dan Aher, sementara PAN cenderung mendukung Zulhasan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC) ini menilai Anies memiliki peluang yang sama dengan AHY.

Tetapi bila melihat kinerjanya di Jakarta, tidak atau belum ada legacy fenomenal yang bisa dijadikan alasan untuk maju ke pemilihan nasional.

“Kalau misalnya Anies sudah melakukan banyak hal di Jakarta yang dirasakan rakyat, posisi cawapres tidak akan menimbulkan perdebatan,” katanya.

“Hanya saja faktanya tidak demikian,” tutupnya.

 

Sumber : pojoksatu.id

Terkini

Terpopuler