RIAUAKTUAL (RA)- Tanpa terasa kita sudah masuk bulan Sya’ban, jelang bulan Ramadhan. Hanya tinggal hitungan beberapa hari saja, insya Allah kita akan bertemu dengan bulan suci yang sangat dinanti oleh umat Muslim, bulan yang penuh dengan pengampunan.
Terpikir oleh saya bahwa kebiasaan masyarakat muslim di Indonesia yang selalu menyambut Ramadhan dengan penuh sukacita. Seringkali meski bulan puasa yang mestinya menahan nafsu -salah satunya adalah nafsu makan dan minum- tapi pada kenyataannya pengeluaran rumah tangga malah lebih banyak untuk kebutuhan makanan. Yang biasanya tidak ada menu kolak, untuk bulan puasa sepertinya kok jadi harus ada menu tersebut. Belum lagi cemilan kue-kue basah, korma, juga menu masakan yang lebih spesial dari hari-hari biasanya.
Itu semua menurut saya adalah ungkapan kegembiraan kita menyambut bulan suci Ramadhan. Ada rasa ingin merayakan keistimewaan Ramadhan. Setelah menjalankan ibadah puasa seharian tentunya ada keinginan mendapatkan atau memberikan semacam ‘reward’ atas ibadah ini …. padahal ini kan juga kewajiban kita ya, he he…. Tidak salah kalau ada yang beranggapan demikian. Toh dari sekian bulan dalam satu tahun, hanya dalam satu bulan ini saja kita ‘berpesta’. Hanya yang perlu diperhatikan jangan sampai kita terlalu mengada-adakan, dan jangan sampai besar pasak daripada tiang.
Untuk yang punya kebiasaan atau bisa dibilang tradisi (karena memang dari tahun ke tahun selalu begitu) menjalani ibadah di bulan Ramadhan dengan sedikit memberikan menu istimewa dari hari-hari biasa, tentunya harus dipersiapkan dengan benar anggarannya. Ada beberapa hal yang bisa kita siapkan untuk menghadapi hal tersebut,antara lain :
1. Mengatur Anggaran Belanja Rumah Tangga
Mumpung masih baru saja terima gaji (bagi yang karyawan) atau menggaji diri sendiri (bagi wiraswasta), sebaiknya untuk anggaran bulan Juli ini disesuaikan dengan keperluan yang bisa jadi bakal lebih besar di belanja makanan. Kalau biasanya belanja kebutuhan makanan Rp. 300.000,- per minggu, maka untuk bulan ini disesuaikan menjadi Rp. 400.000,- per minggu. Dan agar pengeluaran masih tetap dalam anggaran belanja , pastinya ada pos lain yang anggarannya dikurangi. Misalnya anggaran untuk makan di luar pas weekend dikurangi. Misal jika setiap akhir pekan dibudgetkan Rp. 150.000,- per minggu maka hilangkan saja budget ini dan masukkan Rp. 100.000,- per minggu untuk belanja makanan, sementara Rp. 200.000,- = 4 x Rp. 50.000,- bisa dipakai sebagai belanja untuk sumbangan ta’jil ke mushola/mesjid di lingkungan kita.
2. Belanja Bahan Makanan yang awet
Biasanya harga kebutuhan bahan makanan selama bulan Puasa akan naik , terlebih mendekati Lebaran. Padahal tidak bisa dihindari bahwa pada kenyataannya bahan-bahan tersebut memang selalu harus ada, seperti gula pasir, gula merah, tepung terigu, beras, telor, margarin dan lain-lain. Karenanya mulai dari sekarang ada baiknya kita mencicil untuk belanja bahan-bahan tersebut. Siapkan tempat penyimpanan yang baik, agar kualitas bahan tetap bagus, terhindar dari semut atau kecoa, tetap rapi dan tidak asal tumpuk. Kalau punya freezer dengan space yang lumayan besar, bisa juga menyimpan daging ayam atau daging sapi beku. Karena biasanya harga daging akan terus naik sampai saat Lebaran. Kemas daging ayam, daging sapi, ikan, udang untuk sekali pemakaian, sehingga pada saat dibutuhkan hanya perlu dilelehkan yang diperlukan saja.
3. Persiapkan Lauk Kering
Buat lauk kering seperti kering tempe, kering kentang, abon sapi, abon ayam dan lain sebagainya. Selain praktis, juga bisa menghemat sebagai cadangan di saat kita tidak sempat menyiapkan lauk untuk sahur atau sebagai variasi menu berbuka. Jenis lauk tersebut jika pengolahannya baik bisa tahan sampai 2 minggu atau bahkan lebih.
Dengan sudah tersedianya lauk kering, bagi ibu-ibu yang punya bisnis tambahan selama Ramadhan bisa sedikit terbantu untuk tidak selalu memasak setiap saat, sehingga dalam mengelola bisnisnya lebih lancar. Atau bahkan sekaligus bisa sebagai peluang bisnis juga.
4. Zakat Maal dan Zakat Fitrah
Ada sebagian orang yang mengeluarkan Zakat Maal nya pada saat Ramadhan. Untuk itu jika setiap menerima penghasilan selalu disisihkan atau dicatat tentunya zakat maal sudah ada budget tersendiri yang tidak mengganggu anggaran belanja. Segera saja bayarkan ke Badan Amil Zakat, agar bisa secepatnya disalurkan, sehingga para penerima zakat juga bisa menyongsong Ramadhan dengan sukacita.
Pada saat belanja beras jatah bulan Juli ini, tidak ada salahnya sekalian dilebihkan untuk keperluan Zakat Fitrah. Kemudian segera dibayarkan begitu memasuki bulan Ramadhan.
5. Bingkisan Lebaran
Ada kebiasaan setiap Lebaran memberikan bingkisan kepada orang tua. Maka belanja barang-barang bingkisan tersebut sebelum Ramadhan. Selain harganya masih belum tinggi, hunting bingkisan sebelum masa puasa akan lebih leluasa karena pusat perbelanjaan mungkin belum sepenuh di saat Ramadhan atau menjelang Lebaran. Lagipula berbelanja sambil menjalani puasa mungkin akan lebih melelahkan.
Jangan lupa juga belanja bingkisan untuk para pekerja rumah tangga kita. Jika belanja grosir biasanya diberikan harga lebih murah.
Budget unutk keperluan ini diambilkan dari Dana yang sudah disisihkan beberapa bulan lalu atau bisa dari akumulasi sisa dana cadangan bulan-bulan sebelumnya.
6. Dana Hari Raya yang bukan THR
Jika sudah dipersiapkan dari beberapa bulan yang lalu untuk menyisihkan sebagian pendapatan sebagai dana Hari Raya, sekarang saatnya untuk menengok sudah seberapa banyak dana tersebut terakumulasi. Dengan mengetahui besaran dana hari raya, maka akan lebih mudah dalam merancang acara selama libur Lebaran nanti. Menyusun rencana disesuaikan dengan budget yang tersedia.
Dan bagaimana jika belum sama sekali? Suka tidak suka, yang bisa diandalkan hanyalah uang THR. Itupun jika ada. Untuk itulah mulai dari sekarang kita harus bijak menyikapi dalam membuat rencana menghadapi Lebaran. Yang penting kekhusyukan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadhan tidak terganggu.
7. Susun Anggaran untuk Keperluan Hari Raya
Anggaran untuk Hari Raya pastinya lebih banyak, karena kita harus memikirkan THR bagi para pekerja rumah tangga kita, juga sumbangan untuk Satpam atau Tukang Sampah di lingkungan tempat tinggal. Untuk keperluan ini, bisa diambilkan dari dana cadangan setiap bulan, yang besarannya 10% dari penghasilan (pengeluaran per bulan). Selain itu, dana cadangan bisa dipakai sebagai infaq, sedekah dan lain-lain.
Marhaban Yaa Ramadhan….. Mohon maaf lahir dan bathin.
Semoga kita semua dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan dan diberikan kelancaran dalam menjalankan ibadah. Amiin
Sumber: Novrita… ur Financial Planner… always be ur Friend