Riauaktual.com - Viral di media sosial video warga menandu jenazah pakai sarung dan balok akibat jalan rusak parah. Video itu disebut-sebut berada di Kota Dumai, Riau.
Dalam video berdurasi 6 menit 46 detik yang dilihat Riauaktual.com, Ahad (20/6) terlihat warga bergantian menandu jenazah pakai sarung. Mereka terlihat berjalan hati-hati di jalanan yang berlumpur dan menjaga tetap stabil agar jenazah tidak jatuh.
"Inilah jalan sepakat, RT 09, Kelurahan Bansal Aceh, Kecamatan Sungai Sembilan jalannya seperti ini, tidak bisa dilalui oleh masyarakat, susah payah kami jalaninya," kata perekam video.
Sambil mengiringi jenazah perekam terus menceritakan kondisi jalan di daerahnya. Perekam video mengaku pemerintah tidak pernah peduli dengan kondisi jalan rusak di daerah mereka.
"Pemerintah tidak open (tidak peduli) sama sekali dengan kami, tidak tahu menahu dengan jalan kami. Kami sudah puluhan tahun tinggal di RT 09, tidak pernah itu ada pemerintah bantu jalan kami," katanya.
"Tengoklah kami membawa mayat seperti ini, karena mobil tidak bisa masuk. Harus pakai sarung digendong, mungkin pejabat Dumai tidak tahu dengan keadaan kami di sini, beginilah jalan kami," sebutnya lagi.
Tidak hanya itu, perekam yang mengaku warga Bansal Aceh itu meminta pemda memperhatikan nasib warganya. Bahkan perekam juga menyebut nama Presiden Joko Widodo yang akan menangis melihat jalan menuju kampung mereka.
"Kami ditelantarkan begitu saja, di mana keadilan bagi seluruh rakyat indonesia itu. Mana keadilannya tidak ada sama sekali, mungkin pemerintah dumai menganggap kami bukan manusia, maka ditelantarkan. Seandainya Walikota seperti pak Jokowi, bapak presiden mungkin akan menangis melihat jalan seperti ini. Jalan yang tidak layak kami jalani, kami tidak bisa berbuat banyak.
Lurah Bansal Aceh, Parlen membenarkan video viral tersebut di daerahnya. Hanya saja, video diambil pada November 2020 dan baru viral akhir-akhir ini.
"Iya benar, video viral itu di daerah kami. Tetapi itu video November 2020 lalu dan baru viral sekarang, itu benar kondisi di Bansal Aceh seperti itu," kata Parlen.
Parlen mengaku sudah berulangkali minta jalan untuk diperbaiki kepada Dinas PU dan Pemko Dumai. Namun usulannya tak bisa dikabulkan karena masuk dalam kawasan hutan.
"Saya sudah berulang kali laporkan itu ke Bappeda, PU dan Kota, Pemerintah Kota sudah tahu. Saya usulkan untuk dibangun. Bahkan dalam forum lurah juga sudah saya usulkan, tapi ternyata tidak bisa dibangun karena itu kawasan hijau, kawasan hutan," katanya.
Walaupun video sudah hampir 1 tahun lalu, ia memastikan kondisi di daerahnya masih tetap sama saat turun hujan. Sebab daerah itu adalah tanah kuning yang mudah rusak akibat diguyur hujan.
"Kondisi di lokasi memang seperti itu saat turun hujan. Sekarang hujan panas, kalau hujan ya begitu. Itu jenazah rencana mau dimakamkan, diangkat pakai sarung ke luar Bansal Aceh. Nanti ada kendaraan nunggu di jalan bagus untuk dibawa ke pemakaman," kata Parlen.
Terakhir, Parlen mengaku tak pernah putus asa memperjuangkan jalan di daerahnya agar lebih baik. Salah satunya dengan minta bantuan pengusaha dan CSR dari perusahaan-perusahaan sekitar.
"Kami tidak bisa berbuat banyak karena itu kawasan. Ada juga akses lain, karena itu memang akses di lingkungan Bansal Aceh, untuk warga yang tinggal juga di situ tidak banyak, kalau 50 KK tidak sampai dan mereka banyak pendatang. Makanya saya hanya bisa minta bantuan perusahaan atau CSR untuk perbaiki, kalau dana dari APBD tidak bisa karena itu kawasan," jelas Parlen. (JA)