Riauaktual.com - Korea Utara menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) yang terlarang untuk pertama kalinya sejak 2017, seperti diungkap Korea Selatan dan Jepang.
Pejabat Jepang mengatakan, rudal itu terbang 1.100 kilometer dan jatuh di perairan negara sakura itu setelah terbang selama satu jam lebih.
ICBM, dirancang sebagai peluncur senjata nuklir, bisa memperluas sasaran serangan Korut sampai daratan AS. Korut telah meluncurkan serangkaian uji coba rudal dalam beberapa pekan terakhir.
Dikutip dari BBC, Jumat (25/3), AS dan Korsel mengatakan beberapa uji coba tersebut, yang diklaim Pyongyang merupakan peluncuran satelit, faktanya merupakan bagian uji coba sistem ICBM.
Rudal yang diuji coba pada Kamis itu tampak lebih baru dan lebih kuat daripada yang ditembakkan Korut lima tahun lalu, mencapai ketinggian lebih dari 6.000 kilometer, menurut pejabat Jepang.
Korut lalu mengumumkan telah berhasil meluncurkan ICBM terbesarnya dalam sebuah uji coba pada Kamis.
Hwasong-17 pertama kali dipamerkan pada 2020 dalam sebuah parade di mana ukurannya yang besar mengejutkan para pengamat.
ICBM merupakan rudal jarak jauh, bisa menjangkau AS. Korut dilarang melakukan uji coba ICBM dan telah dijatuhkan sanksi berat karena melakukan uji coba pada 2017.
Media pemerintah Korut melaporkan, pemimpin Kim Jong Un mengarahkan langsung uji coba yang berlangsung pada Kamis itu dan senjata itu merupakan kunci untuk mencegah perang nuklir. Rudal ini juga disebut pengamat sebagai "rudal monster".
Setelah peluncuran itu, media pemerintah Korut mengutip Kim Jong Un yang mengatakan negara itu bersiap untuk konfrontasi panjang dengan imperialisme AS.
Militer Korsel menanggapi dengan uji coba lima rudal dari darat, laut, dan udara. AS mengecam Korut karena melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Kecaman juga dilontarkan Presiden Korsel Moon Jae-in.
Kecaman juga dilontarkan Sekjen PBB, Antonio Guterres. Peluncuran rudal ini menurutnya berisiko meningkatkan eskalasi ketegangan di wilayah tersebut.
"Kita perlu solusi diplomasi damai untuk denuklirisasi Semenanjung Korea," tulisnya di Twitter.
Sebelumnya AS dan Korsel telah memperingatkan bahwa Korut mungkin sedang bersiap melakukan uji coba ICBM skala penuh untuk pertama kalinya sejak 2017.