Riauaktual.com - Kemiskinan ekstrem di Kota Pekanbaru dialami ratusan Kepala Keluarga (KK). Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pekanbaru mendata ada 715 atau 3.919 jiwa yang alami kemiskinan ekstrem tersebar di 15 kecamatan.
Dinsos Kota Pekanbaru memiliki sejumlah program untuk membantu warga agar bisa keluar dari kemiskinan ekstrem. Satu diantaranya program pemberdayaan bagi masyarakat.
"Maka harus sejalan dengan melakukan pembinaan dan pemberdayaan," kata Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru Idrus, Kamis (24/8).
Bantuan ini memungkinkan warga yang mengalami kemiskinan ekstrem membuka usaha sesuai dengan bidang yang dikuasainya. Para warga yang miskin ekstrem nantinya bisa memulai membuka usaha kecil lewat proses assesment lebih dahulu.
"Kita kaji apa keahliannya, bisa jadi nanti keahlian kuliner ya bisa buka usaha kuliner," terang Idrus.
Program pemberdayaan warga miskin ekstrem ini bakal mendapat dukungan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya. Mereka yang hendak membuka usaha kuliner bisa mendapat dukungan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru.
Apabila keahliannya bertani atau membuat tambak ikan. Mereka bisa mendapat dukungan dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Pekanbaru.
Program ini tentu menjadi program jangka panjang. Pemerintah berupaya tidak memberi ikan langsung tapi memberi pancingnya.
"Dinas sosial juga bisa mendukung pemberdayaan ini, setelah mendapat pelatihan tentu warga tersebut bakal mendapat dukungan modal," ungkap Idrus.
Sebelumnya, petugas dari Dinsos Pekanbaru bersama kecamatan dan kelurahan telah rampung melakukan monitoring dan validasi data.
Petugas melakukan verifikasi dan validasi data pada 83 kelurahan yang ada di Kota Pekanbaru. Mereka memvalidasi data warga yang tercatat alami kemiskinan ekstrem pada tahun 2022 kemarin.
"Kita telah melakukan pendataan dor to dor dan lebih kurang dalam satu bulan kemarin selesai. Maka warga yang alami kemiskinan ekstrim itu berjumlah 3.919 jiwa," jelasnya.
Menurutnya, pendataan yang dilakukan cukup valid karena melibatkan tim dari Dinsos, kecamatan, dan kelurahan di masing-masing wilayah. Awalnya padan data tahun 2022 kemarin ada 4.000 jiwa lebih warga yang alami masyarakat ekstrim.
Setelah dilakukan verifikasi dan validasi, dikatakan Idrus didapati sebanyak 715 KK atau 3.919 jiwa warga yang alami kemiskinan ekstrim. Hal ini juga setelah dilakukannya musyawarah kelurahan.