Pekanbaru (RA) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah menetapkan dukungan kepada pasangan calon Gubernur Riau M Nasir-HM Wardan (Nawaitu). Namun, dukungan resmi itu ternyata menuai perpecahan di kalangan internal PPP, khususnya di Provinsi Riau sendiri.
Beberapa kader senior PPP di Riau diketahui memilih untuk mengalihkan dukungan mereka kepada pasangan Syamsuar-Mawardi Saleh (Suwai), salah satunya adalah Husaimi Hamidi.
Baca Juga: Anggota DPR RI Karmila Sari Harapkan Pembenahan di DPD Golkar Riau
Husaimi secara terbuka mengungkapkan alasannya mendukung pasangan Syamsuar-Mawardi, yang bertentangan dengan keputusan partai. Menurutnya, keputusan PPP dalam Pilkada Riau kali ini tidak mencerminkan keinginan dan aspirasi kader-kader di tingkat daerah.
Tak hanya dirinya, Husaimi mengklaim sejumlah pengurus PPP di tingkat kabupaten dan kota turut mengkritik keputusan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) yang dinilai tidak menjalankan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.
"Keputusan partai tidak sesuai dengan harapan masyarakat dan kader di bawah. Banyak yang bertanya kemana arah dukungan sebenarnya? Karena itulah saya memutuskan untuk mendukung Syamsuar-Mawardi Saleh," ungkap Husaimi, Selasa (8/10/24).
Baca Juga: Relakan Kursi DPRD Riau, Agung Nugroho dan Ade Agus Hartanto Sukses di Pilkada
Lebih lanjut, Husaimi menilai adanya ketidakberesan dalam proses pengambilan keputusan dukungan di internal PPP. Menurutnya, seharusnya proses tersebut dimulai dari Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) sebelum keputusan disampaikan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Namun, hal itu tidak dilakukan.
"Prosedurnya dilangkahi. Calon yang didukung sudah didaftarkan sebelum Rapimwil digelar. Ini menunjukkan aturan di partai mulai kacau," keluh Husaimi.
Sebagai Wakil Ketua Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) PPP Riau yang membidangi Pekanbaru, Rokan Hulu, Rokan Hilir, dan Dumai, Husaimi turut mengungkapkan kekecewaannya karena tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
"Saya tidak pernah diajak dalam proses pengambilan keputusan ini. Artinya, mereka tidak menganggap penting pandangan kami di daerah," pungkasnya.
Ia menegaskan pentingnya keputusan yang melibatkan aspirasi dari bawah, bukan hanya keputusan segelintir pengurus.
"Saya mengatakan ini karena kecintaan saya pada PPP. Masih ada kader yang ingin memperbaiki partai ini," tegas Husaimi.