Riauaktual.com - Pria warga Desa Bumirejo, Dampit, Kabupaten Malang, Jatim, inisial S, 70, tega membunuh tetangganya, Painah, 65.
Jasad Painah sendiri ditemukan warga pada Sabtu (27/1) pukul 17.00 di bawah tower yang dekat dengan Pasar Dampit.
Sementara S sendiri telah ditangkap di rumahnya kemarin (28/1) dan diamankan di Polsek Dampit.
Dugaan asmara itu diutarakan salah satu anggota polisi yang ikut menginterogasi tersangka. Dalam pengakuannya, S mengakui memang memiliki hubungan khusus dengan korban.
Hanya, belum ada alasan detail faktor apa sehingga S tega membunuh korban yang sama-sama sudah tua tersebut.
”Saat ini kami masih melakukan penyidikan terhadap S,” terang salah satu anggota polisi yang enggan disebutkan namanya ini.
Dari keterangan S kepada polisi, selama ini keduanya menjalin hubungan asmara. Puncaknya, Jumat malam (26/1), warga yang tinggal di dekat Pasar Dampit, tepatnya di Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit, ini janjian untuk bertemu dengan Painah.
Namun, karena ada satu masalah sehingga S menghabisi nyawa korban secara sadis. Bagian kepala korban, terutama di pelipis wajah, dipenuhi dengan luka lebam bekas hantaman benda tumpul.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Malang AKP Adrian Wimbarda belum bersedia menjelaskan detail terkait kronologi pembunuhan tersebut.
”Ini saya masih terus berkoordinasi dengan anggota, jadi ditunggu saja hasilnya seperti apa,” terang Adrian kepada Jawa Pos Radar Kanjuruhan kemarin.
Meski demikian, Adrian membenarkan jika saat ini polisi sudah mengamankan seseorang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan.
Kasus kematian Painah ini memang sempat menghebohkan warga Dampit, Kabupaten Malang. Saat itu, Mukthar, 50, warga Kelurahan/Kecamatan Dampit, ini hendak buang air kecil.
Sesampainya di lokasi dekat tower yang berada di samping Pasar Dampit, pedagang di pasar tersebut menemukan mayat di lokasi itu.
”Berangkat dari informasi tersebut, jajaran polisi Mapolsek Dampit mendatangi lokasi kejadian,” terang Kanitreskrim Polsek Dampit Iptu Soleh Masudi saat ditemui di RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar) Sabtu malam (27/1).
Soleh menuturkan, dari hasil olah TKP (tempat kejadian perkara), polisi menyimpulkan dugaan sementara korban meninggal dunia karena kasus penganiayaan yang berujung kematian. Hal ini diperkuat dengan kondisi korban yang mengalami luka di bagian kepala.
Beberapa barang bukti juga ditemukan polisi, di sebelah kaki jenazah, yang saat itu dalam keadaan telentang dan pakaian yang terbuka hingga bagian dada.
”Barang bukti berupa batu sebesar kepalan tangan orang dewasa, topi, sandal, pakaian, serta alas dari karung sudah kami amankan sebagai bahan penyidikan,” terang Soleh.
Sabtu (27/1) sekitar pukul 22.00, jasad Painah sampai di RSSA guna keperluan otopsi. Soleh membantah jika motif pembunuhan karena perampokan. Sebab, selama ini korban dikenal sebagai orang yang kurang mampu.
Menurut dia, dugaan kuat pembunuhan ini adalah karena asmara. Diperkuat dari posisi mayat saat ditemukan serta alas dari karung yang ada di bawah korban.
”Itu masih dugaan awal. Untuk memastikannya, kami perlu data tambahan dari hasil otopsi,” papar Soleh.
Sementara itu, dari keterangan salah satu tim medis RSSA menyatakan, dari hasil otopsi menunjukkan adanya pendarahan di bagian otak. Hal ini dikarenakan luka dari benda tumpul yang dialami Painah di bagian wajah.
