JAKARTA (RA) – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Muhammad Mursyid, menyoroti bahwa meskipun pemerintah telah mengangkat banyak guru menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja (PPPK), kebijakan ini belum sepenuhnya menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia.
Menurutnya, kebijakan tersebut belum mencakup seluruh aspek kesejahteraan guru, terutama bagi guru swasta, guru di pondok pesantren, madrasah, taman kanak-kanak (TK), serta lembaga pendidikan keagamaan lainnya.
"Pengangkatan ini belum sepenuhnya menjawab masalah kesejahteraan guru. Selain itu, guru sering menghadapi risiko hukum saat mendisiplinkan murid, karena belum ada regulasi yang melindungi mereka dalam melaksanakan tugas ini," ujar Mursyid melalui keterangan tertulisnya pada Senin (25/11/2024).
Mursyid yang juga merupakan pengasuh Pondok Pesantren Khairul Ummah di Riau ini mengungkapkan bahwa pemerintah perlu segera merancang aturan yang jelas terkait mekanisme pendisiplinan siswa, guna melindungi guru dari potensi kriminalisasi akibat tindakan mereka yang bertujuan untuk mendidik.
"Guru harus punya payung hukum yang tegas agar mereka bisa menjalankan tugas tanpa rasa takut akan jeratan hukum. Ini penting demi menjaga wibawa dan kelangsungan dunia pendidikan kita," tambahnya.
Mursyid juga mengutip hasil survei dari Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) yang menunjukkan bahwa mayoritas guru honorer masih berada dalam kondisi ekonomi yang sulit.
Survei tersebut mengungkapkan bahwa 56,5 persen guru honorer pernah menjual atau menggadaikan barang berharga untuk memenuhi kebutuhan hidup, sementara 79,8 persen dari mereka tercatat memiliki utang.
"Ini adalah realitas yang sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Sebagai anggota DPD RI yang memiliki latar belakang pendidikan, Mursyid menyatakan komitmennya untuk terus memperjuangkan hak-hak guru di parlemen. Ia merasa bertanggung jawab untuk membantu meringankan beban yang dihadapi para tenaga pendidik saat ini.
"Saya akan berjuang keras, memaksimalkan peran dan jaringan yang saya miliki untuk menyuarakan kepentingan para guru," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Mursyid turut memperingati Hari Guru Nasional yang ke-79. Ia mengungkapkan kebahagiaannya meskipun banyak guru yang belum merasakan kebahagiaan tersebut karena masih banyak yang menghadapi masalah kesejahteraan.
Mursyid mengucapkan selamat kepada seluruh guru, khususnya kepada mereka yang turut merayakan HUT Guru di Pondok Pesantren Khairul Ummah 2 Pekanbaru.
"Saya ucapkan selamat kepada para guru. Walaupun ini hari bahagia, namun masih banyak guru kita yang belum menikmati kebahagiaannya," kata Mursyid setelah menjadi Pembina Apel Peringatan HUT Guru ke-79 di Khairul Ummah 2 Pekanbaru.