ROHIL (RA) - Lantunan doa dan zikir pelan terdengar dari Masjid Al Ikhlas Polres Rokan Hilir, Kamis siang (18/3/2025).
Tak seperti biasanya, masjid ini dipenuhi tidak hanya oleh personel kepolisian, tetapi juga warga yang datang untuk ikut bersimpati.
Mereka berkumpul untuk satu tujuan, yaitu mendoakan para korban bencana alam yang melanda Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Utara (Sumut), dan Aceh.
Dari luar, kegiatan ini mungkin terlihat seperti acara keagamaan biasa. Namun di balik itu, terdapat pesan kuat tentang solidaritas kemanusiaan, empati lintas wilayah, dan komitmen institusi Polri untuk hadir bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi sebagai bagian dari masyarakat yang merasakan duka yang sama.
Dalam beberapa pekan terakhir, bencana banjir bandang, longsor, dan cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di Sumbar, Sumut, dan Aceh.
Sejumlah korban meninggal, rumah warga rusak, dan ribuan penduduk terpaksa mengungsi. Di tengah kondisi ini, dukungan moral dan spiritual menjadi sangat penting untuk memperkuat mental para penyintas.
Kapolres Rokan Hilir AKBP Isa Imam Syahroni, yang memimpin langsung kegiatan doa, menyatakan bahwa duka warga di provinsi tetangga adalah duka bersama.
"Kami ingin menunjukkan bahwa masyarakat Rokan Hilir dan jajaran Polri turut merasakan kesedihan yang dialami saudara-saudara kita. Melalui doa bersama ini, kami memohon agar mereka diberikan kekuatan dan keselamatan," ujar Kapolres.
Doa-doa yang dipanjatkan tidak hanya untuk korban yang masih bertahan menghadapi dampak bencana, tetapi juga bagi mereka yang telah meninggal dunia.
Meski dilaksanakan di lingkungan Polres, kegiatan ini terbuka bagi masyarakat. Warga yang hadir berdiri sejajar dengan polisi, menunjukkan bahwa kemanusiaan menyatukan semua orang tanpa memandang peran atau jabatan.
Dalam suasana yang penuh haru, Waka Polres Kompol Rikky Operiady, para pejabat utama, serta jamaah lainnya melantunkan doa bersama. Kegiatan seperti ini menunjukkan sisi lain dari institusi kepolisian, bahwa tugas mereka tidak berhenti pada penindakan hukum atau patroli keamanan.
Polisi juga memiliki tanggung jawab moral untuk ikut menguatkan psikologis masyarakat ketika bencana melanda. Kegiatan ini, bagi sebagian personel, juga menjadi refleksi spiritual di tengah tugas yang penuh tekanan.
Doa bersama bukan sekadar ritual. Bagi sebagian masyarakat, ini adalah cara menyalurkan kepedulian di saat tidak semua orang dapat hadir memberikan bantuan langsung ke lokasi bencana.
Karena itu, kegiatan spiritual seperti ini memegang peran penting dalam membentuk jaringan empati. Ia menciptakan ruang refleksi dan solidaritas yang memperkuat hubungan antarwilayah di Sumatera.
Selain itu, kegiatan semacam ini menjadi momentum memperkuat nilai gotong royong, yaitu nilai yang sudah lama menjadi fondasi sosial bangsa Indonesia.
Kepedulian Polres Rohil terhadap daerah lain menunjukkan bahwa bencana adalah isu bersama, bukan hanya masalah daerah tertentu.
Saat musibah terjadi, bantuan logistik sering menjadi prioritas. Namun dukungan moral dan spiritual tidak kalah penting. Banyak korban yang menghadapi trauma, ketidakpastian, dan kecemasan jangka panjang.
Melalui doa bersama, Polres Rohil ingin menunjukkan bahwa mereka hadir tidak hanya dengan bantuan fisik, tetapi juga mengirimkan kekuatan doa, simpati, dan kepedulian.
Kegiatan ini juga mengingatkan masyarakat bahwa menunjukkan kepedulian bisa dilakukan dari mana saja, seperti lewat doa, penggalangan dana, atau sekadar menyebarkan informasi yang benar untuk menghindari hoaks yang sering menyertai bencana.
Doa bersama berlangsung dari pukul 11.30 WIB dan diakhiri dengan salam-salaman penuh kehangatan. Tidak ada pidato panjang atau protokol rumit. Semua berjalan sederhana, tertib, dan penuh ketulusan.
Meski sederhana, makna kegiatan ini mendalam: solidaritas kemanusiaan tetap menjadi identitas bangsa, dan ketika bencana melanda, kepedulian sekecil apa pun tetap berarti besar bagi yang terdampak.
Kegiatan doa bersama yang dilakukan Polres Rokan Hilir adalah pengingat bahwa aparat keamanan tidak hanya bekerja untuk menjaga ketertiban, tetapi juga memegang peran penting dalam memulihkan kekuatan batin masyarakat ketika musibah terjadi.
Di era ketika bencana alam semakin sering terjadi akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem, kepedulian lintas komunitas menjadi sangat penting. Kegiatan Polres Rohil ini, meski sederhana, memberikan contoh nyata bagaimana empati bisa diperkuat melalui spiritualitas dan kebersamaan.
"Doa yang dipanjatkan mungkin tidak mengubah keadaan secara langsung, tetapi ia menguatkan harapan dan dalam masa krisis, harapan adalah salah satu hal terpenting yang bisa dimiliki para penyintas," tutup Kapolres.