DUMAI (RA) - Keluarga Sertu Bayu Sadeli Putra yang menjadi korban jatuhnya Helikopter TNI AD kini masih menunggu kedatangan jenazah. Kepergian putera ke-7 dari 11 saudara tersebut meninggalkan duka yang mendalam dipihak keluarga.
Kabar meninggalnya Sertu Bayu Sadeli dalam tugas pengiriman logistik untuk prajurit yang menjaga perbatasan Indonesia dan Malaysia tersebut diketahui dari siaran televisi. Ketika itu, adik korban pada Kamis malam pekan lalu juga memiliki firasat tentang si abang yang mukanya berdarah.
Soal mati merupakan rahasia Allah SWT. Sertu Bayu menjadi satu korban kecelakaan Helikopter Bell 412 EP milik TNI Angkatan Darat yang dinyatakan jatuh di pedalaman Kalimantan Utara, pada Kamis (24/11) lalu.
Ayah korban Sertu Bayu, Nurbai Tanjung yang ditemui di rumah duka menuturkan, keluarganya terakhir berjumpa dengan almarhum pada tahun 2015 dalam edisi lebaran Idul Fitri.
"Kita baru mendapat kabar dari istri Bayu pada minggu malam. Katanya Bayu sudah tidak ada lagi," ujar Nurbai, Senin (27/11).
Korban yang saat ini berdomisili di Jakarta memiliki dua putra yang masih berusia 5 tahun duduk dibangku TK dan seorang putra lagi berusia 3 bulan.
Pekan lalu, memang Sertu Bayu Sadeli Putra mengontak keluarga di Dumai mengabarkan tentang kondisi kesehatan orang tua dan adik-adiknya. "Tidak ada kata-kata perpisahan dari almarhum, hanya dia mengingatkan kepada adiknya agar rajin belajar," tutur adik almarhum.
Selain Bayu, empat prajurit TNI yang merupakan awak helikopter dinyatakan gugur. Mereka yakni Lettu (Corps Penerbang) Yohanes Saputra (Penerbang I), Lettu CPN Ginas Sasmita (Penerbang II) Sertu Bayu Sadeli (Mekanik) dan Praka Suyanto (Mekanik). Sedangkan Lettu CPN Abdi Darnain (Penerbang I) dinyatakan selamat dalam kecelakaan itu.
Sebanyak tujuh personel Batalyon Paskhas 466 Makassar dan satu orang dari Basarnas diturunkan dengan cara rapling. Di sana mereka menemukan badan Heli dalam keadaan hancur. Tim lalu menyisir daerah di sekitar ditemukannya Heli.
Dalam konferensi pers TNI AD di Jakarta, Kepala Dinas Penerangan Angakatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI MS Fadhilah membenarkan telah ditemukannya satu kru heli yang selamat.
Heli ini dilaporkan jatuh di hutan pegunungan, sekitar lima kilometer Km dari Desa Long Sulit Kecamatan Krayan, Malinau.
Situasi dan kondisi di lokasi jatuhnya heli yang sulit, ditambah cuaca yang selalu berubah menghambat proses pencarian korban. "Berdasarkan laporan Pangdam Mulawarman saat ini, Tim SAR baik diturunkan melalui darat dan udara masih dalam proses pencarian korban lainnya," tuturnya.
Helikopter TNI jenis Bell ini hilang dalam tugas pengiriman logistik dari Bandara Koordinat sinyal darurat itu pada titik 3 derajat 48 menit 54 detik Lintang Utara dan 116 derajat 3 menit 3,6 detik Bujur Timur.(sul)