RENGAT (RA) - Belum lagi persoalan listrik yang padam tak menentu membuat masyarakat mengeluh, kini secara mendadak tiba-tiba PLN mengganti meteran listrik pelanggan dengan alasan meteran lama merupakan produk gagal.
Seperti yang dilakukan Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau, khususnya pelangan di Kecamatan Pasir Penyu yang dibuat heboh dan bertanya-tanya. Pasalnya, secara tiba-tiba PLN Rayon Air Molek ataupun PLN Area Rengat Wilayah Riau mengganti meteran prabayar di setiap rumah pelanggan PLN tanpa ada pemberitahuan atau sosalisasi terlebih dahulu.
"Saat melakukan penggantian meteran atau kWh pelangan, PLN melalui petugas pemasangan meteran mengatakan bahwa meteran prabayar yang lama produk gagal," kata Arifuddin Ahalik saat bincang-bincang dengan datariau.com, Sabtu (24/12/2016).
Dikatakan Arifuddin yang merupakan mantan Anggota DPRD Inhu ini, saat dirinya menanyakan kepada pegawai PLN yang melakukan pelepasan meteran lama dan pemasangan meteran baru, bahwa meteran prabayar tersebut adalah produk gagal, dan untuk Kecamatan Pasir Penyu ada sebanyak 9000 lebih KWH yang akan diganti.
"Kalau benar meteran listrik prabayar yang sudah terpasang cukup lama itu lalu tiba-tiba dinyatakan bahwa meteran tersebut produk gagal, ini jelas ada kerugian uang negara. Kalau iya itu mengapa baru sekarang mereka tahu, sedangkan meteran itu sudah bertahun terpasang di masing-masing rumah pelanggan. Seingat saya, kalau tidak salah mulai terpasangnya meteran prabayar itu sejak tahun 2013," ulas Arifuddin Ahalik.
Selaku pelanggan PLN yang juga sebagai masyarakat, Arifuddin meminta penegak hukum seperti kepolisian ataupun Kejaksaan dapat mengusut pengadaan meteran atau kWh prabayar yang sebelumnya di PLN Rayon Air Molek atau PLN Rayon lainnya.
Sementara itu, Manager PLN Rayon Air Molek Darli Pelawi Sembiring saat dihubung melalui selulernya mengakui ada ribuan meteran yang diganti di Kecamatan Pasir Penyu.
"Di kecamatan Pasir Penyu penggantian meteran lebih kurang sebanyak 7000 meteran, dan penggantian meteran ini berlaku di seluruh wilayah Riau," jelasnya.
Dia menyangkal penggantian ini dikarenakan meteran lama merupakan produk gagal, namun berdalih diganti karena meteran itu hanya bisa dipakai selama 5 tahun.
"Tidak benar kalau ada yang mengatakan bahwa meteran yang awal itu dikatakan produk gagal. Meteran prabayar yang sekarang ini sudah berumur 5 tahun dan sudah layak diganti dengan yang baru," katanya.
Ditambahkan Darli, meteran adalah tempat penampungan api, jadi perlu perawatan yang maksimal demi mencegah terjadinya kebakaran.
Sedangkan Manager PLN Area Rengat Kemas Abdul Gaffur saat dihubungi melalui selulernya untuk konfirmasi lebih lanjut, namun tidak aktif.
Kondisi penggantian kilometer prabayar ini sebelumnya juga dihebohkan oleh masyarakat pelanggan PLN Rayon Panam, Kota Pekanbaru. Dimana, seorang warga menolak diganti meterannya karena merasa aneh adanya petugas yang datang.
Petugas menyebut bahwa meteran pelanggan tersebut harus diganti karena produk gagal. Terang saja pelanggan ini kaget, sebab kWh miliknya ini belum genap 4 tahun digunakan dan tidak pernah bermasalah.
Hal lain yang membuat pelanggan ini tidak mau diganti kWh karena petugas yang datang ke rumahnya tidak bisa memastikan penggantian itu gratis dan meminta uang rokok.
Namun seiring perjalanan, ternyata kWh itu tidak bisa diisi pulsa lagi, pelanggan kemudian komplen ke PLN dan kWh pelanggan itu pun harus diganti dengan yang baru tanpa mau membayar sepersenpun kepada petugas yang mengganti. Karena memang kebijakan ini gratis tidak ada pungutan, apalagi uang rokok.
Dengan menggunakan kWh baru, kini banyak hal yang aneh dirasakan pelanggan. Dimana, biasanya kWh lama baru akan berbunyi tanda harus isi pulsa jika sisa pulsa listrik sudah mencapai 4,00. Namun dengan kWh baru ini, sisa pulsa masih 20,00 sudah berbunyi dan membuat bising di rumah pelanggan. (her/rik)