PEKANBARU (RA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menjelaskan alasan ilmiah mengapa Provinsi Riau relatif aman dari hujan ekstrem dan angin kencang, meski posisinya berdekatan dengan pusat Siklon Tropis (TC) Senyar yang menghantam sejumlah provinsi di Sumatera beberapa waktu lalu.
Koordinator Bidang Prakiraan dan Informasi BMKG Pekanbaru, Bibin Sulianto, memaparkan bahwa fenomena tersebut berkaitan langsung dengan topografi Pegunungan Bukit Barisan yang berperan sebagai natural barrier bagi wilayah Riau.
Menurut Bibin, hasil visualisasi penampang melintang atmosfer yang dianalisis BMKG memperlihatkan bagaimana Bukit Barisan bekerja layaknya tembok pelindung.
"Visualisasi penampang melintang atmosfer membuktikan bahwa topografi Bukit Barisan bertindak sebagai ‘tembok pelindung’ bagi wilayah Riau," jelasnya kepada riauaktual.com, sekian (8/12/2025).
Bibin menerangkan, angin kencang yang ditarik oleh TC Senyar dari Samudera Hindia mengalami pengangkatan paksa (orographic lifting) yang sangat kuat ketika menabrak sisi barat Bukit Barisan.
Proses ini ditandai dengan munculnya vektor angin vertikal intens dan zona updraft berwarna merah dalam visualisasi atmosfer.
"Hal ini menyebabkan curah hujan terkonsentrasi di sisi barat pegunungan," ujarnya.
Namun berbeda halnya setelah massa udara melintasi puncak pegunungan. Saat memasuki wilayah Riau yang merupakan dataran rendah di sisi timur, massa udara tersebut justru mengalami gerak turun (subsidence) yang terlihat sebagai zona berwarna biru dalam grafik dinamika atmosfer.
"Proses ini menciptakan Rain Shadow Effect atau Efek Bayangan Hujan, sehingga meskipun Riau secara geografis dekat dengan pusat siklon, wilayah ini menerima dampak curah hujan dan angin yang jauh lebih minim dibandingkan wilayah di sisi barat Bukit Barisan," kata Bibin.
