Wow! Peneliti Desain Baterai Baru Tanpa Risiko Ledakan

Senin, 28 Agustus 2017 | 08:16:03 WIB
(Foto: Shutterstock)

Riauaktual.com - Peneliti telah menemukan sebuah desain baterai baru yang bisa menyimpan daya dengan aman tanpa risiko ledakan. Desain baterai magnesium diperkirakan lebih aman daripada baterai lithium tradisional, namun kemampuannya untuk menyimpan energi masih terbatas sampai saat ini.

Dilansir dari Dailymail.co.uk, penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communication, melaporkan sebuah desain baru untuk katoda baterai yang memungkinkan kapasitas penyimpanan baterai meningkat dan aman.

"Kami menggabungkan katoda nanostruktur dan pemahaman baru tentang elektrolit magnesium, dan ini merupakan hal yang baru," ungkap Dr Yan Yao, profesor teknik elektro dan komputer di University of Houston dan penulis utama studi tersebut.

Dr Yao dan timnya pertama kali mulai mengerjakan proyek ini pada 2014 dan proyek tersebut merenggang beberapa tahun, serta melibatkan peneliti dari 3 universitas dan 3 laboratorium nasional. Salah satu tantangan yang dihadapi tim peneliti adalah memasukkan elektrolit magnesium-klorida ke dalam baterai.

"Magnesium ion diketahui sulit dimasukkan ke dalam host, terutama untuk memecahkan ikatan kedua ion tersebut," ungkap rekan postdoctoral Dr Hyun Yoo, penulis pertama dalam penelitian tersebut. Peneliti dahulu berpikir bahwa ikatan magnesium-klorida perlu dipecahkan sebelum dimasukan ke dalam baterai, namun desain baterai terbaru bisa digunakan untuk kedua ion tersebut.

Para peneliti melaporkan bahwa baterai baru tersebut memiliki kapasitas penyimpanan 400 mAH/g, dibandingkan dengan hanya 100 mAH/g untuk desain magnesium sebelumnya. Baterai lithium ion komersial memiliki kapasitas katoda sekira 200 mAH/g.

Tegangan desain baterai baru tetap rendah, sekira 1 volt dibandingkan dengan 3 sampai 4 volt pada baterai lithium. "Memasukkan berbagai ion poliatomik ke host bertegangan tinggi, akhirnya kami bertujuan untuk menciptakan baterai dengan energi lebih tinggi dengan harga lebih rendah, terutama untuk kendaraan listrik," ungkap Dr Yoo.

Terkini

Terpopuler