Fadli Zon Bilang Dukun Lebih Hebat dari Lembaga Survei, Ini Balasan Telak Qodari

Sabtu, 30 Juni 2018 | 07:00:00 WIB
Direktur eksekutif Indo Barometer Mohammad Qodari

Riauaktual.com - Pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon kembali jadi kontroversi. Berkaca pada hasil quick count yang jauh berbeda dari hasil survei, wakil ketua DPR RI mengatakan dukun lebih hebat dibandingkan lembaga survei.

Pernyataan itu kontan mendapat tanggapan dari lembaga survei.  Direktur eksekutif Indo Barometer Mohammad Qodari menyindir balik pihak-pihak yang meragukan hasil survei sejumlah lembaga sebelum pemungutan suara.

"Kami punya staf yang ahli statistik. S2 lagi. Mereka kuliah lima tahun, ada juga selesai dalam empat tahun," kata Qodari dalam perbincangan di TvOne, Jumat malam (29/6/2018).

Tidak hanya itu, Saiful Mujani mengatakan, metodologi survei yang dia digunakan sudah bertahun-tahun diuji. Hasilnya selalu akurat. Terkait jauhnya selisih antara hasil survei dengan quick count, menurutnya, sangat wajar terjadi.

Dia mengaku mendapat informasi adanya pergerakan luar biasa dari tim pemenangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) beberapa hari jelang pencoblosan atau setelah survei dilakukan. Otomatis pergerakan itu tidak terpantau survei.

"Ada warga mengaku dua kali rumahnya diketuk tim Asyik. Pemilih juga mengaku diputarkan video testimoni tokoh agama seperti Mama Dede dan lainnya. Itu sangat berpengaruh signifikan," urai Qodari.

Peneliti PT Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby melontarkan hal senada. Dia yakin hasil quick count Pilkada Jawa Barat yang memenangkan Ridwan Kamil bisa dijamin akurasinya. Apalagi selisihnya sekitar 5 persen dengan pasangan Asyik.

"Berdasarkan pengalaman kami, kalau selisihnya di atas dua persen, maka hasil perhitungan manual KPU tidak akan jauh-jauh dari angka itu. Berbeda jika selisih quick count hanya 1 persen atau kurang dari itu, rawan berubah," jelas Adjie.

Sebelumnya, Fadli menanggapi hasil hitung cepat Pilkada Jawa Barat. Pada hitung cepat, perolehan suara pasangan calon yang diusung Gerindra dan PKS, Sudrajat-Ahmad Syaikhu, melampaui prediksi lembaga survei. 

Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas dan beberapa lembaga lain, pasangan Sudrajat-Syaikhu meraup 29,53 persen suara. Perolehan itu tak jauh dari suara pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang menurut hitung cepat itu unggul dengan meraup 32,54 persen suara. 

"Yang paling luar biasa survei ini selain salah, harus dievaluasi keberadaan mereka. Metodologi mereka itu tidak bisa akurat lagi, prediksi mereka jauh. Saya kira lebih hebat dukun dari lembaga survei, dan mereka bisa dianggap sebagai penyebar hoaks gitu lho," ujar Fadli.  

Ke depan, Ia mengusulkan pemberian sanksi bagi lembaga yang melenceng jauh hasilnya saat merilis survei. Sebab, jika tidak ditertibkan, ke depannya Fadli khawatir lembaga survei akan digunakan sebagai alat untuk menggiring opini publik guna memenangkan pihak tertentu. 

"Jadi mereka bisa berfungsi sebagai political tools atau alat politik. Kami melihat bahwa Gerindra di sini tangguh bersama koalisi kami, dengan PKS, begitu juga di Jateng bukan figur populer seperti Pak Sudirman Said. Kami melihat cukup tangguh," ujar Fadli. 

Sejumlah lembaga survei menempatkan pasangan Sudrajat-Syaikhu di posisi nomor tiga dalam survei yang digelar sebelum pencoblosan. Mereka di bawah Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. 

Tingkat elektabilitas Sudrajat-Syaikhu pada survei yang dirilis sejumlah lembaga survei berkisar antara 8-10 persen. Namun dalam hitung cepat, pasangan ini menyalip Deddy-Dedi dan jumlah perolehan suaranya, rata-rata, hanya berselisih 3 persen dari Ridwan Kamil-Uu. (Wan)

 

Sumber: Rakyatku.com

Terkini

Terpopuler