Cerita Wartawan Riauaktual di Tengah Pandemi, Hingga Harus Datang Ke Pemakaman di Malam Hari

Senin, 27 April 2020 | 22:22:58 WIB
Pemakaman Umum (TPU) Tengku Mahmud Palas, Rumbai

Riauaktual.com - Pemberitaan tentang corona atau Covid-19 seakan tak ada habisnya. Segala informasi berkaitan dengan persoalan ini seolah menjadi santapan lezat yang ditunggu pembaca.

Karena hal itu, selaku wartawan yang sudah bertugas kurang lebih sepuluh tahun segala resiko demi mengabarkan dan memuaskan pembaca seakan menghilangkan rasa takut dan letih di lapangan.

Seperti halnya dalam mendapatkan sebuah momen pemakaman pasien yang diduga terinveksi Covid-19, berbagai upaya agar bisa menembus lokasi terpaksa harus dilakukan, meskipun itu di lakukan di malam hari. 

Sebelum sampai di lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tengku Mahmud Palas, Rumbai, segala bentuk perizinan harus didapati.

Proses perizinan bahkan sudah di coba dari empat hari sebelum akhirnya bisa masuk ke lokasi TPU yang memakan waktu kurang lebih 25 menit dari tengah Kota Pekanbaru.

Petugas di TPU tidak akan menerima peliputan tanpa ada izin dari pihak yang berwenang. Mengingat ada resiko yang tak terduga dikawatirkan terjadi dalam proses nantinya di lapangan.

Sebelum mendapatkan momen Ahad (26/4/2020) malam, pada sore harinya pukul 16.15 WIB tim dari Riauaktual yang terdiri dari satu wartawan dan fotografer serta satu rekan dari jurnalis TV sudah mendatangi lokasi, namun tidak ada aktifitas ketika itu.

Selang satu jam berbincang dengan petugas makam, salah satu handphone diantara mereka berdering. Benar saja, bahwa ada perintah agar mereka (petugas makam) segera menyiapkan satu lobang kubur untuk satu pasien berstatus orang dalam pengawasan yang meninggal dunia.

Seketiga petugas bergegas meyiapkan perlengkapan mereka. Namun tetap belum memberikan izin untuk kami bisa mengambil gambar dan sebagainya saat prosesi pemakaman dilakukan. 

Mereka hanya menyebut jika ingin hadir segera hubungi pihak berwenang, salah satunya juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi dan Kepala Pelaksana BPBD Kota Pekanbaru Zarman Candra.

"Hubungi saja coba, biasa kalau jam segini diminta meyiapkan lobang makam, jenazah akan tiba antara pukul 20.00 WIB atau paling lambat Pukul 21.00 WIB. Masih ada waktu untuk berkomunikasi," kata penanggung jawab pemakaman Zein kepada kami.

Tak mau sasaran pemberitaan lepas, kami mencoba langsung menghubungi pihak yang dimaksud, sayangnya beberapa kali dihubungi belum tersambung, hingga akhirnya kami memutuskan pulang untuk melepas buka puasa.

Tepat pukul 19.30 WIB sambungan telephone diterima, lewat beberapa persyaratan dan perjanjian kami diizinkan. Namun tetap harus mengikuti segala prosedur dan peraturan termasuk diminta menguhubungi pihak rumah sakit sebelum tiba di lokasi pemakamaman agar tidak tejadi miskomunikasi di lapangan.

Ketika menghubungi pihak rumah sakit posisi kami berada kurang lebih 25 menit menuju lokasi bila jalanan normal. Ketika terhubung kami segera diminta tiba secepatnya di lokasi pemakaman, mengingat jenazah sudah dalam perjalanan, dan dikawatirkan tidak akan dapat momen peliputan sesuai yang kami inginkan.

"Jenazah sudah dalam perjalanan, segera saja berangkat dan jika sudah sampai nanti kita minta gunakan perlengkapan sesuai prosedur keselamatan dan atur jarak jika jenazah belum selesai dimakamkan," ujar dokter salah satu rumah sakit di Pekanbaru ini.

Dengan perasaan bercampur aduk kami bergegas menuju lokasi, bahkan di perjalanan harus memutar balik kendaraan karena beberapa kali salah jalan.

Lokasi TPU Tengku Mahmud Palas memang berada di sudut Kota Pekanbaru, dan untuk tiba ke sana kita harus melewati jalanan yang gelap, tanjakan turunan dan beberapa tikungan tajam serta harus menyaksikan sepinya jalanan.

Setibanya di area pemakaman kami juga harus meraba untuk bisa sampai ke titik di mana lokasi khusus penguburan pasien Covid ini berada. Situasi pemakaman terbilang tertata rapi, karena sebelumnya lokasi ini juga menjadi tempat pemindahan tulang belulang dan jenazah penggusuran makam di jalan Diponegoro Pekanbaru yang saat ini menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Riau.

Dari kejauhan, mulai terlihat cahaya penerangan seadanya yang berasal dari lampu center petugas makam yang tengah menurunkan peti jenazah untuk segera dikebumikan.

Dengan tetap menjaga jarak, kami bergegas turun dari kendaraan lalu memakai perlengkapan masker, memakai sarung tangan, kacamata pelindung, dan tutup kepala. 

Usai pemakaman kami sempat berbincang dengan para petugas dan bertegur sapa dengan salah seorang keluarga almarhum.

"Mohon doanya ya dik buat ayah kami. Beritakan yang bisa membuat masyarakat tidak mencela para pasien baik yang positif ataupun tidak. Gak ada yang mau seperti ini," kata salah satu keluarga.

 

Penulis      : Doni
Fotografer : Yudi

Terkini

Terpopuler