Riauaktual.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman membalas pernyataan Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat dengan sindiran pedas.
Hal itu terkait pernyataan bahwa PDIP tidak akan berkoalisi dengan parpol yang bertentangan seperti Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Benny memastikan, partai berlambang bintang mercy itu juga tidak akan berkoalisi dengan partai politik yang memiliki ideologi trisila dan eka sila.
Benny memastikan, Partai Demokrat hanya akan berkoalisi dan bekerjasama dengan parpol yang memiliki ideologi Pancasila.
“O iya, pastilah kami juga tidak akan berkoalisi dengan partai politik yang mendukung ekasila, kami mendukung Pancasila,” sindir Benny sebagaimana dikutip dari RMOL.id, Rabu (22/7/2020).
Anggota Komisi III DPR ini menegaskan, Demokrat menjunjung tinggi Pancasila, dan akan melawan pihak-pihak yang mencoba mereduksi Pancasila menjadi trisila dan ekasila.
Ditegaskan Benny, Demokrat berada di barisan utama pendukung utama Pancasila.
“Dan menolak dari setiap kelompok, golongan, yang ingin mereduksi makna Pancasila, dan memeras Pancasila jadi trisila dan ekasila,” paparnya.
Benny K. Harman kembali menegaskan tidak akan mau berkoalisi dengan partai politik yang memunculkan ide mengubah atau mereduksi Pancasila.
“Karena prinsip kami begitu, maka Demokrat jelas dari awal tidak mau mendukung partai politik pendukung ekasila. Jelas kami tidak akan mendukung,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat memaklumi adanya kader di daerah yang enggan berkoalisi dengan PKS dan Partai Demokrat.
Dijelaskan Djarot, dalam mengusung calon kepala daerah termasuk Gibran dan Bobby, PDIP mengambil keputusan atas dasar pertimbangan ideologis.
Utamanya bagaimana Pancasila dijalankan dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam setiap kaderisasi, kata Djarot, PDIP memang selalu mengedepankan pentingnya kesadaran.
Yakni kesadaran ideologi berdasarkan Pancasila, kesadaran politik, kesadaran organisasi, kesadaran untuk menyelesaikan masalah rakyat, dan kesadaran di dalam kehidupan berbangsa yang satu bersama keanekaragaman sebagai rahmat.
“Aspirasi untuk tidak bekerja sama dengan Partai Demokrat dan PKS juga banyak saya terima. Hal tersebut juga positif. Dengan kebersamaan antara Demokrat dan PKS yang berada di luar pemerintahan, sehat bagi demokrasi,” ujar Djarot.
Diakui Djarot, yang didorong oleh PDIP adalah kerja sama politik dengan seluruh partai pengusung pemerintahan Jokowi.
Sementara sikap politik PKS dan Demokrat yang selalu tidak jauh beda, justru memberikan peta ke depan bagaimana kedua partai tersebut memang semakin beriringan dalam kerja sama politik yang berbeda dengan arah PDIP.
Djarot juga memberi kode bahwa kerja sama parpol dalam pilkada merupakan embrio kerja sama Pemilu 2024 yang akan datang.
“PDI Perjuangan sendiri memilih terus mengedepankan semangat gotong royong dan siap bekerja sama dengan parpol pendukung Pemerintah,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.