PEKANBARU, RiauAktual.com - Haris Hidayat (59) orangtua dari salah seorang siswa kelas X jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) SMKN 2 Pekanbaru, mencoba untuk mengadukan nasibnya kepada pejabat di Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru. Namun sebelum bertemu dengan pejabat di Dinas Pendidikan Pekanbaru, Haris Hidayat mencoba menceritakan masalah yang dihadapinya ke beberapa wartawan di seputar kantor Dinas Pendidikan Pekanbaru.
“Sebagia orangtua, besar harapan anaknya yang saat ini masih duduk di kelas X bisa melanjutkan pendidikan di SMKN 2 Pekanbaru. Tapi beban mental tiba-tiba muncul dari pihak sekolah, bahwa anaknya tidak bisa mengikuti ujian semester genap 2014 apabila tidak melunasi biaya sekolah, seperti uang Komite dan Uang Pakaian,” tuturnya, Selasa (3/6/2014).
Diakuinya, hingga saat ini baru membayar uang Komite sebesar Rp1,5 juta untuk enam bulan, dan uang pakaian sebesar Rp500 ribu dari Rp4,5 juta. Haris adalah keluarga miskin yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Kelurahan, juga pemegang Kartu Perlindungan Sosial.
“Saya sangat khawatir, jika anak saya nantinya tidak bisa mengikuti ujian semester. Karena dengan pekerjaan sebagai penjual rokok asongan di Pekanbaru, sungguh tidak mungkin bisa melunasi hutang saya di SMKN 2 Pekanbaru ini,” ungkapnya.
Ketika ditanya apakah tidak memberitahukan ke pihak sekolah, tentang surat keterangan miskin dan KPS, menurutnya, upaya tersebut sudah dilakukan, namun pihak sekolah melalui Wali Kelas kurang menanggapi.
Menurut Haris, kedatangannya ke Dinas Pendidikan, guna meminta petunjuk dan arahan dari pihak Dinas, agar anaknya tetap bisa mengikuti ujian semester, yang akan berlangsung dalam minggu ini.
Kepala Sekolah SMKN2 Pekanbaru Dwi, yang dikonfirmasi melalui pesan singkatnya menyebutkan, pihak sekolah tidak pernah melakukan kebijakan demikian, namun sekolah memberikan kemudahan bagi siswa kurang mampu dengan adanya dana bos. (ade)