PEKANBARU, RiauAktual.com - Jelang penerapan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2014/2015 mendatang, berbagai persiapan terus dilakukan SMAN 4 Pekanbaru, hal itu dilakukan sebagai upaya menjadi sekolah yang dapat bersaing dengan SMA lain di Riau, khususnya Pekanbaru.
Salah satu persiapan itu dilakukan SMAN 4 Pekanbaru dengan menggelar workshop kurikulum 2013 kepada tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan, Selasa (17/6/2014) kemarin hingga Kamis (19/6/2014) kemarin di SMAN 4 Pekanbaru.
Workshop kurikulum 2013 itu dibuka langsung oleh Sekretaris Dinas Pendidikan kota Pekanbaru Drs H Abdul Jamal MPd. Dalam arahannya, Jamal berpesan agar pendidikan tidak hanya memperhatikan sisi kognisi, afeksi, dan psikomosi saja.
Lebih daripada itu bagaimana menanam tumbuhkan akhlaq al karimah dengan melandasi ilmu dengan Islam, guna mewujudkan visi, misi kota yakni menjadikan Kota Pekanbaru sebagai kota metropolitan yang madani.
"Penerapan kurikulum 2013 merupakan program pemerintah yang mau tidak mau memang harus dilaksanakan. Untuk itu, dengan persiapan yang dilakukan sejak dini, diharapkan mampu memberikan hasil lebih baik dalam mencetak generasi muda Islam yang bisa dihandalkan masyarakat," ujar Jamal.
Sementara itu, Kepala SMAN 4 Pekanbaru Hj Nurhafni MPd, mengatakan, pelatihan kurikulum 2013 itu diikuti 27 peserta dengan narasumber, Drs Iskandar Alamsyah MM (Koordinator Pengawas Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru), Dra Hj Haryati MM (pengawas pembina), Drs Suparman dan Drs H Poniman MPd.
"Pelatihan ini sengaja kami laksanakan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di lingkungan sekolah, baik itu siswa ataupun staf pengajar. Sekolah haruslah memberikan banyak kegiatan, salah satunya adalah pelatihan," ujar Nurhafni, Rabu (18/6/2014) di ruang kerjanya.
Diakui Nurhafni, kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan tidak hanya itu, kurikulum 2013 dianggap memiliki unsur penilaian yang lebih lengkap dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.
"Dengan pendekatan keilmiahan, dinilai bagaimana para siswa mengamati hingga menyimpulkan dan mengkomunikasikannya. Sistem penilaiannya memang lebih kompleks, tapi kami yakin hal itu akan memberikan hasil yang lebih baik," tutur Nurhafni. (ade)