Data KPAI, Ada 3 Siswi SMP Dipacari Guru, ML-nya di Ruang Sekolah, Baru Ketahuan usai Salah Satunya Hamil

Selasa, 14 Desember 2021 | 08:23:02 WIB
Ilustrasi (int)

Riauaktual.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, ada 3 siswi SMP yang dipacari oleh gurunya yang sudah berkeluarga.

Yang mengejutkan, mereka melakukan hubungan seksual di berbagai ruang di sekolah.

Kasus kekerasan seksual itu terjadi pada 2018 lalu di Kota Serang, Banten.

Hal itu diungkap Komisioner KPAI Retno Listyarti dalam diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/12/2021).

Menurut Retno, kasus kekerasan seksual dimaksud itu cukup membuatnya tergelitik.

“Tiga guru ini memacari tiga anak dan melakukan hubungan seksual di ruang-ruang yang berada di sekolah,” ungkap Retno sebagaimana dikutip dari Pojoksatu.id.

Anehnya, hubungan antara guru dan siswinya itu juga tidak terbongkar.

Kasus itu baru terbongkar setelah salah seorang dari tiga siswi itu diketahui hamil.

Itu setelah orangtua siswi tersebut mencecar anaknya untuk mengetahui siapa yang telah menghamilinya.

“Anaknya cerita, ada dua gurunya lagi yang memacari temannya yang lain,” kata dia.

Retno membeberkan, berdasarkan data KPAI, kekerasan seksual pada 2018-2019 terhadap anak di lingkungan sekolah mayoritas dilakukan oknum guru.

Angkanya, mencapai 88 persen. Sementara sisanya, oknum kepala sekolah.

“Ini di data kami. Bahwa hasil pengawasan kami menunjukkan ini,” ujar Retno.

Sementara, 40 persen dari 88 persen tersebut, adalah pengajar olahraga. Sedangkan 13,3 persen kekerasan seksual dilakukan guru agama.

Selebihnya dilakukan guru kesenian, komputer, IPS, hingga bahasa Indonesia.

“Bentuk kekerasan seksualnya itu mulai dari sodomi, perkosaan, pencabulan, maupun pelecehan seksual atau juga melakukan oral seks,” beber Retno.

Selama rentang waktu itu juga, sambungnya, terdapat 123 anak menjadi korban kekerasan seksual di lingkungan sekolah.

Sedangkan pelaku kekerasan seksual pada anak di lingkungan sekolah sebanyak 21 orang. Rinciannya, 20 pelaku laki-laki dan satu pelaku perempuan.

“Satu perempuan ini kasus di Bali,” ungkap Retno.

Terkini

Terpopuler