Ketahui Cara Mengoptimalkan Fungsi Sensoris Anak

Kamis, 16 Desember 2021 | 06:51:47 WIB
Ilustrasi anak-anak. ©Shutterstock/Dmitriy Shironosov

Riauaktual.com - Pada masa tumbuh kembang, terdapat sejumlah hal yang perlu dioptimalkan orangtua pada buah hati mereka. Salah satunya adalah pada fungsi sensoris milik anak.

Fisioterapis di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Mahasin Amaliyah, Amd.OT memberikan beberapa tips bagi orang tua untuk mengoptimalkan fungsi sensoris anak mereka.

Salah satu caranya adalah dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungannya. Mahasin menyarankan orang tua untuk memfasilitasi anak ketika bermain dan berlajar dengan melibatkan seluruh komponen sensoris anak.

"Jangan terlalu sering melarang anak, namun pastikan lingkungannya aman dan diawasi," terangnya beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.

Cara lainnya adalah dengan mengatur pola tidur anak agar tak terlalu malam. Membatasi makanan tinggi gula khususnya pada anak-anak hiperaktif juga penting untuk dilakukan.

"Pada anak-anak dengan autisme disarankan untuk melakukan diet terkontrol baik diet sensori atau diet makanan tertentu, perlu konsultasi dengan ahli," tutur Mahasin.

Orangtua juga disarankan untuk tidak memberi gadget pada anak di bawah dua tahun. Sementara itu, pada anak di atas dua tahun, pastikan untuk membatasi waktu mereka di depan layar dengan hanya maksimal satu jam dengan pendampingan. Ketika anak menonton gawai terus-menerus, terdapat perkembangan sensoris yang terbabaikan.

Pentingnya Sensoris Anak

Hal terakhir yang harus dilakukan adalah dengan meluangkan waktu bermain dengan anak di rumah maksimal 10 menit setiap hari. Pastikan saja anak tidak mengalami distraksi atau menggunakan gawai lain.

"Jangan lupa untuk rajin memantau perkembangan anak, jika dirasa mengalami gangguan segera konsultasi ke klinik tumbuh kembang dan rehabilitasi medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat," kata Mahasin.

Sistem sensoris pusat berdampak sangat penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran anak dalam kehidupan sehari-hari. Sensori anak yang normal bisa membuat mereka menampilkan perilaku normal.

Pada anak yang mengalami gangguan sensoris, mereka bisa mengalami hipersensitif atau hiposensitif. Hipersensitif bisa berwujud perilaku menghindar, kurang nyaman, mudah lelah, atau takut dan bereaksi secara berlebihan terhadap stimulus yang diterima.

Sementara hiposensitif yaitu perilaku sibuk mencari stimulus secara berlebih, tidak bisa diam atau banyak gerak, dan atau kurang berespon terhadap stimulus yang diterima.

“Orang tua perlu untuk mengenali profil sensoris anak jika dirasa mengalami gangguan. Untuk penentuan jenis gangguan ini tidak bisa hanya ditebak-tebak, sebaiknya dikonsultasikan ke ahlinya. Okupasi terapis RSUI memiliki instrumen tersendiri untuk menilai aktivitas sensoris anak," tandas Mahasin.

Terkini

Terpopuler