JAKARTA (RA) – Pengamat geopolitik internasional, Tengku Zulkifli Usman, menilai kecil kemungkinan terjadinya perang nuklir antara Israel dan Iran, meskipun Israel didukung penuh oleh Amerika Serikat (AS). Hal ini, menurutnya, karena Israel menyadari bahwa Iran bukan lawan yang mudah seperti Hamas, Houthi, atau Hizbullah.
"Jika melihat proxy-proxy Iran yang tersebar di kawasan Timur Tengah, jumlahnya kini hampir mencapai 300 ribu di seluruh dunia Arab," ujar Tengku Zulkifli Usman dalam acara Gelora Talks yang bertajuk "Babak Baru Israel vs Iran: Ancaman Perang Nuklir di Ujung Tanduk" pada Rabu (9/10/2024).
Ia juga menjelaskan bahwa saat ini Israel sudah berperang di tujuh front melawan kelompok-kelompok proxy Iran. Oleh karena itu, jika Israel memutuskan untuk berperang langsung dengan Iran, Israel harus membuat kalkulasi yang sangat matang.
"Dengan Hamas saja Israel belum menang, apalagi dengan Iran. Hamas tidak bisa dihabisi, tujuan Israel tidak tercapai, dan ekonominya semakin memburuk. Netanyahu juga menghadapi tekanan politik yang kuat, apalagi jika harus berperang dengan Iran," jelasnya.
Tengku Zulkifli, yang juga seorang politisi dari Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, yakin bahwa Israel tidak akan berani menyerang Iran tanpa dukungan penuh dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
"Saya yakin Israel tidak akan berani melawan Iran tanpa restu dari AS. Iran sudah berkali-kali mencoba diinvasi oleh Rusia, Turki, Arab, dan Mongolia. Bahkan Saddam Hussein juga pernah mencoba, tapi semuanya gagal," tambahnya.
Sementara itu, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Profesor Hikmahanto Juwana, menyarankan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menghubungi langsung Presiden AS Joe Biden agar dapat meredakan ketegangan global yang semakin meningkat.
"Pak Prabowo harus berbicara dengan Presiden Biden untuk meminta agar Amerika dapat mengendalikan Netanyahu. Satu-satunya negara yang bisa menekan Netanyahu adalah AS, bukan Perancis atau negara-negara Barat lainnya, agar perang nuklir bisa dicegah," ujar Profesor Hikmahanto.
Ia juga mendorong Prabowo untuk membentuk koalisi kemanusiaan guna membela Palestina dan tetap berpegang teguh pada politik luar negeri bebas aktif.
"Saya yakin dalam konflik ini, Pak Prabowo tidak akan berpihak pada Hamas, Israel, atau Hizbullah. Tapi akan berpihak pada rakyat Palestina yang membutuhkan perdamaian," pungkasnya.