PEKANBARU - Pariwisata merupakan sektor yang dapat mendatangkan manfaat dan keuntungan besar bagi negara, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, pariwisata dianggap sebagai primadona di seluruh dunia dan menjadi aspek penting dalam strategi pengembangan negara.
Dengan keanekaragaman pariwisata yang ada, Indonesia memiliki daya tarik yang kuat bagi wisatawan mancanegara. Penguasaan bahasa Inggris menjadi sangat penting sebagai media komunikasi agar wisatawan dapat dengan mudah memahami penjelasan terkait tempat wisata yang dikunjungi.
Pemandu wisata, atau tour guide, adalah profesi yang memberikan informasi terkait warisan budaya, sejarah, dan kontemporer kepada wisatawan secara terorganisir.
Pemandu wisata bertanggung jawab mendampingi wisatawan, memberikan petunjuk serta bimbingan, dan merepresentasikan objek wisata secara komprehensif. Mereka diharapkan dapat menceritakan detail objek wisata dan memastikan wisatawan mendapatkan nilai edukasi dari kunjungan mereka.
Pemandu wisata memiliki peran penting dalam sebuah perjalanan. Mereka bukan hanya sebagai pemberi informasi, tetapi juga sebagai agen sentral dalam sistem pariwisata yang dapat mendorong pembangunan pariwisata berkelanjutan melalui peningkatan kualitas komunikasi dengan turis dan pemenuhan tanggung jawab mereka.
Dr. Mariaty Ibrahim, S.Sos, M.Si, Koordinator Program Studi Usaha Perjalanan Wisata, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau, menyatakan, pemandu wisata adalah ujung tombak dalam memberikan pengalaman yang berkesan kepada wisatawan. "Mereka tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga memainkan peran penting dalam mempromosikan dan melestarikan budaya lokal. Keberhasilan sektor pariwisata sangat bergantung pada kualitas dan profesionalisme pemandu wisata," tuturnya, Jum'at (19/7/2024).
Program Studi Usaha Perjalanan Wisata, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau, merupakan salah satu program studi yang menghasilkan sumber daya manusia yang mampu mengelola bidang pariwisata.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kemampuan bahasa Inggris mahasiswa, Koordinator Program Studi Usaha Perjalanan Wisata, Dr. Mariaty Ibrahim, S.Sos, M.Si, bersama rekannya Dra. Etika, M.Par, mengaplikasikan kegiatan kepemanduan wisata kepada beberapa mahasiswa, yaitu Umar Islah, Abdul Rochim, dan Indra Bryan.
Mereka memandu seorang turis mancanegara yang mengunjungi objek wisata di Kota Pekanbaru, seperti Masjid Raya Annur, serta di Kabupaten Siak, seperti Istana Siak, Kompleks Makam Sultan Syarif Qasim II, Masjid Syahabuddin, dan di Provinsi Sumatera Barat, seperti Lembah Harau dan Jam Gadang.
"Dengan adanya kegiatan kepemanduan wisata, mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di kelas. Ini juga merupakan kesempatan bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan memahami kebutuhan serta harapan wisatawan asing," ungkap Dr. Mariaty Ibrahim.
Dr. Mariaty Ibrahim, juga berharap kepada seluruh pengelola objek wisata terkait untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, serta meningkatkan pelayanan agar pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri, merasa nyaman dan aman.
"Kerjasama antara pemandu wisata dan pengelola objek wisata sangat penting untuk menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi wisatawan. Dengan begitu, kita dapat mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan meningkatkan citra positif Indonesia di mata dunia," tutupnya.