RIAUAKTUAL.COM - Puluhan guru yang tergabung dalam Forum Guru Honor Komite Sekolah Negeri Kota Pekanbaru mendatangi gedung DPRD Kota Pekanbaru, Senin (2/5/2016). Mereka membawa spanduk dengan bertuliskan 5 tuntutan.
Kehadiran puluhan guru yang terdiri dari ibu dan bapak lengkap dengan pakaian dinas mereka, di gedung DPRD Kota Pekanbaru sempat menunggu Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Ir Nofrizal MM selesai shalat Ashar. Guru membentangkan spanduk tuntutan di depan tangga gedung DPRD.
Beberapa saat, Nofrizal bersama anggota Komisi III lainnya Hj Yurni menemui para guru. "Sudah minum ini?" tanya Nofrizal menyapa para guru yang dari tadi menunggunya. "Belum pak, haus nih," sorak para guru menjawab, akhirnya staf Sekretariat DPRD Kota yang mengambilkan satu dus air mineral untuk para guru.
Kemudian Nofrizal yang mengetuai komisi yang membidangi pendidikan ini, diminta para guru membaca tuntutan mereka yang tertera di spanduk yang dari tadi dibentangkan. Ada lima poin tuntutan, diantaranya mereka meminta diperjuangkan menjadi guru tidak tetap (GTT) Pemko Pekanbaru, guru komite diikutsertakan sertifikasi, honor yang layak, dipermudahkan pengurusan NUPTK dan guru honor jangan diberhentikan.
Untuk membahas ini, kemudian para guru diminta diskusi di ruang paripurna DPRD Kota Pekanbaru. Semua guru dipersilahkan duduk di ruang dingin tersebut untuk berdiskusi dengan kepala dingin mencari solusi.
Seorang guru yang mengajar sebagai guru kelas 2 di SDN 070 Pekanbaru yang enggan menyebutkan namanya, kepada wartawan mengatakan bahwa dia sudah menjadi guru honor komite sejak tahun 2005.
"Honor kami dari dana BOS, nilainya ada Rp400 ribu, ada juga Rp750 ribu. Saya Rp750 ribu perbulan. Kalau di-SK-kan sebagai GTT kan lumayan bisa terima sertifikasi. Kalau gaji sekarang kan besar pula gaji pembantu," terangnya.
Ketua Forum Guru Komite, Sarno dalam pertemuan mengatakan, bahwa mereka sudah capek dijanji-janjikan. Sebelum ke dewan para guru sebelumnya ke Kantor Walikota Pekanbaru, Sekdako M Noer, kata Sarno, dalam kesempatan itu terkejut dengan kondisi para guru.
"Sekko kaget, karena katanya sudah dianggarkan pada 2014, disangkakan sudah terealisasi ternyata belum. Beliau tadi kaget juga," urainya.
Jika memang sudah ada anggarannya di dinas, kenapa tidak bisa dilaksanakan. "Kami ke sini ini, mempertanyakan kenapa sampai sekarang belum terlaksana. Kita mohon kepada Komisi III memanggil pihak walikota, dinas, biro hukum. Kalau kita laksanakan resikonya sedikit mari kita tanggung sama-sama. Pelalawan kompak. Saya gak muluk-muluk, kawan-kawan khawatir, pak wali turun dekat pilkada tak terealisasi juga anggaran itu," ujarnya.
Menjawab ini, Nofrizal menyampaikan bahwa pihaknya telah berupaya dengan maksimal. DPRD sudah anggarkan sejak 3 tahun, tinggal melaksanakan oleh eksekutif, namun belum dilaksanakan juga.
"Guru honor komite ini tidak lebih sejahtera dari buruh. Pasukan kuning gaji UMR. Kota ini perlu bersih, tapi kota perlu guru untuk perkembangan dan pendidikan anak bangsa tentu membutuhkan para guru. Perjuangan kita ini sudah titik maksimal kita lakukan," akunya.
"Kemarin pak Zulfadil saya sampaikan juga saat itu, pak sudah saya buat semuanya pak jangan salahkan saya kata Zulfadil. Sudah pertemuan Pelalawan, Siak dan Rohul," paparnya.
Kemudian seorang guru dalam pertemuan itu merasa tidak puas dengan apa yang disampaikan Nofrizal, karena menurut guru ini, di kabupaten lainnya di Riau bisa menggunakan anggaran tersebut.
Namun Nofrizal kembali menegaskan, bahwa titik masalah saat ini berada di eksekutif. Karena pihak DPRD sebagai wakil rakyat telah melaksanakan tugasnya dengan maksimal.
Hadir mendampingi Nofrizal pada kesempatan itu Hj Yurni, H Darnil SH dari Komisi II fraksi Hanura, kemudian beberapa saat pertemuan masuk ke ruangan anggota Komisi III lainnya Jhon Romi Sinaga dan Aidil Amri.
Meski sudah disampaikan panjang lebar, namun para guru satu persatu menyampaikan unek-uneknya. Bahkan ada pula yang meminta agar diajak ke Jakarta untuk menemui kementerian membahas persoalan ini.
Aidil Amri dalan kesempatan itu menyampaikan, siap mendanai guru yang meminta diajak ke kementerian di Jakarta untuk membahas ini. "Isteri saya juga guru. Agar ini tidak mengambang, dalam waktu dekat ketua dan sekretaris kami ajak ke Jakarta," janjinya.
Kemudian kepada para guru dipersilahkan pulang untuk beristirahat, kemudian disepakati ketua forum guru Sarno dan sekretaris Eko, diajak ke Jakarta.
Laporan : MAD