UNRI Gelar SENAPELAN 2025, Kupas Inovasi hingga Hilirisasi Kelapa untuk Daya Saing Global

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:57:05 WIB
Penyerahan cinderamata oleh Dekan FP UNRI kepada Narasumber.

RIAU (RA) - Fakultas Pertanian Universitas Riau (UNRI) menggelar Seminar Nasional Pertanian Berkelanjutan (SENAPELAN) 2025 di Hotel Royal Asnof Pekanbaru.

Kegiatan bertema "Inovasi dan Kolaborasi untuk Meningkatkan Daya Saing Kelapa Indonesia" ini menghadirkan pakar nasional, akademisi, praktisi industri, dan peneliti dari berbagai daerah.

Dekan Fakultas Pertanian UNRI, Dr. Ahmad Rifai, S.P., M.P., saat membuka kegiatan menegaskan bahwa kelapa merupakan komoditas strategis yang memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan melalui riset dan kolaborasi multipihak.

"Kelapa bukan hanya komoditas, tetapi masa depan ekonomi masyarakat pesisir. Indonesia adalah produsen kelapa terbesar di dunia, dan kita harus memanfaatkan peluang ini melalui inovasi, riset aplikatif, serta kerja sama yang kuat antara pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat," ujar Dr. Ahmad Rifai, Sabtu (6/12/2025).

Pada sesi pertama, sejumlah narasumber dari lembaga strategis nasional hadir secara daring.

Direktur Penyaluran Dana Sektor Hulu BPDP, Normansyah Syahruddin, menyoroti pentingnya dukungan pendanaan untuk memperkuat sektor hulu perkelapaan.

"Pendanaan untuk sektor hulu harus diarahkan pada inovasi dan keberlanjutan. Kita ingin petani kelapa naik kelas, sekaligus memastikan ekosistem industri kelapa nasional semakin kompetitif," jelas Normansyah.

Sementara itu, Sekretaris Satgas Hilirisasi Kelapa Bappenas, Bayu Dwi Apri Nugroho, menekankan percepatan hilirisasi sebagai kunci daya saing.

"Hilirisasi kelapa harus dipercepat agar Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah. Nilai tambah produk kelapa bisa meningkat berkali-kali lipat jika industri olahan diperkuat," kata Bayu.

Sesi kedua menghadirkan pemaparan dari akademisi UNRI dan praktisi industri.

Direktur Yayasan Gambut, Mulyadi, mengulas model agroforestri kelapa dan kopi sebagai pendekatan ramah lingkungan.

"Pertanian di gambut membutuhkan pendekatan rendah emisi. Agroforestri kelapa dan kopi terbukti lebih adaptif dan berkelanjutan," ujarnya.

Dari sisi agronomi, Dr. Deviona menyampaikan inovasi peningkatan produktivitas kelapa melalui perbaikan varietas dan teknik budidaya modern.

Sementara itu, praktisi tata niaga kelapa, Ir. Syaiful Hadi, menyoroti pentingnya rantai niaga yang stabil.

"Petani harus mendapat posisi yang lebih adil dalam rantai pasok. Tata niaga yang berkelanjutan bukan hanya soal harga, tapi juga kepastian pasar," ungkap Syaiful.

Alumni UNRI, Kasrul A. Dahlan, melengkapi sesi dengan pemaparan mengenai penguatan rantai pasok kelapa melalui kolaborasi industri, petani, alumni.

"Kolaborasi ini penting agar ekosistem perkelapaan dari hulu sampai hilir berjalan lebih efisien dan saling mendukung," kata Kasrul.

Selain seminar utama, SENAPELAN 2025 turut menampilkan hasil penelitian dari Program Afirmasi Kelapa serta riset mandiri dosen, guru, mahasiswa, dan peneliti umum.

Sesi penyajian riset dipandu oleh Puan Habibah, S.P., M.P., yang menjadi ruang kolaborasi baru bagi lembaga pendidikan, komunitas riset, dan praktisi lapangan.

SENAPELAN 2025 menegaskan komitmen UNRI untuk terus memperkuat peran akademisi dalam hilirisasi kelapa, pengembangan riset inovatif, serta membangun jejaring dengan pemerintah dan industri.

Acara ditutup dengan harapan agar SENAPELAN dapat menjadi agenda tahunan yang menjembatani ilmu pengetahuan, kebijakan, dan praktik lapangan menuju pertanian kelapa yang berdaya saing global.

Tags

Terkini

Terpopuler