Lewat Silaturahmi Politik PKS Gencar Kampanye Koalisi Nasional-Religius

Jumat, 11 Februari 2022 | 08:17:41 WIB
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, Mardani Ali Sera (int)

Riauaktual.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengakui belum memiliki tokoh sentral seperti partai lain yang berbasis ketokohan dan patronase. Partai oposisi ini terlalu fokus membantu rakyat dan membesarkan partai melalui struktur dan organisasinya.

“PKS kuat organisasi dan strukturnya. Terkenal pekerja keras dan disiplin. Bab ketokohan memang belum menjadi isu utama selama ini,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, Mardani Ali Sera sebagaimana dilansir dari Rakyat Merdeka (RM.id), kemarin.

Dia mengklaim, tidak sedikit masyarakat yang menilai PKS adalah partai kader dan militan. Bahkan, partai berlogo bulan sabit mengapit padi itu sudah menjadi milik bangsa dan langsung bergerak di berbagai permasalahan rakyat. Misalnya ketika terjadi bencana, kader PKS terdekat langsung turun gunung.

Anggota Komisi II DPR ini menjamin, PKS terus bergerak maju dan meracik strategi dan taktik untuk menang di Pemilu 2024. Termasuk, menokohkan Ketua Majelis Syuro PKS, Habib Salim Segaf Aljufri sebagaimana keputusan Majelis Syuro IV medio Juni 2021. “PKS siap menawarkan kadernya untuk kepemimpinan nasional,” sebutnya.

Dikatakan, PKS sampai saat ini terus berbenah diri dan berupaya memberikan yang terbaik kepada masyarakat dengan usaha cerdas dan keras. Termasuk, membangun koalisi menjelang Pilpres 2024. “Koalisi dini akan diusahakan. Agar rakyat segera tahu kualitas capres dan cawapresnya,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan Ketua DPP PKS Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Al Muzzammil Yusuf. Anggota Komisi I DPR itu memastikan, partainya tengah berupaya membangun dan menawarkan koalisi nasional religius kepada seluruh partai politik di Indonesia.

“Kami cukup intens berdialog dengan Partai Golkar dan Partai Demokrat. Termasuk, kelompok partai religius juga terus kami jaga silaturrahminya,” ujar Muzammil, kemarin.

Dia mengamini, aturan main presidential phreshold (preshold) 20 persen memaksa semua partai politik berkoalisi di ajang Pilpres 2024. Hitungannya, hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang secara regulasi bisa memajukan jagoannya tanpa koalisi.

Situasi ini, tidak menyurutkan semangat PKS untuk tetap bisa berperan di ajang Pilpres. Melalui kegiatan bertajuk silaturahmi politik, membuat PKS begitu fleksibel dan bisa membangun kerjasama kebangsaan dengan semua partai dan tokoh demi memajukan Indonesia. “Bagi PKS, sikap oposisi kritis konstruktif dan budaya silaturahmi tidak saling menegasikan,” ungkapnya.

Politisi jebolan Universitas Indonesia (UI) ini menceritakan, PKS telah memprogramkan seluruh pimpinan PKS di pusat dan daerah akan pro aktif menjalankan budaya politik silaturrahmi kepada semua partai, ormas, dan para tokoh.

“Jika keluarga besar kita di kampung bisa dijaga kokoh dengan silaturrahmi, maka lebih penting lagi ikatan kebangsaan. Kita jaga dengan budaya politik silaturahmi. Dengan tetap menghormati berbagai perbedaan antar partai yang niscaya dalam alam demokrasi,” tutupnya.

 

 

Sumber: RM.id

Terkini

Terpopuler