PEKANBARU (RA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menggelar kegiatan bincang konservasi pada Jumat-Sabtu, 12-13 Desember 2025.
Kegiatan bertajuk “Bersinergi untuk Masa Depan Gajah Sumatera” tersebut digelar di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Kabupaten Siak.
Kepala BBKSDA Riau, Supartono, mengatakan kegiatan tersebut bertujuan mempererat silaturahmi sekaligus memperkuat sinergi antara BBKSDA Riau dan insan media dalam mendukung upaya konservasi gajah sumatera.
Selain itu, kegiatan ini menjadi sarana edukasi langsung terkait pentingnya konservasi gajah sumatera serta mendorong penyebarluasan informasi konservasi yang berimbang dan bertanggung jawab kepada masyarakat.
Dalam kegiatan tersebut, para peserta diajak menyaksikan secara langsung berbagai aktivitas alami gajah yang jarang terekspos ke publik, mulai dari melihat gajah beristirahat, memandikan gajah di sungai, hingga mengamati proses makan gajah.
Peserta juga mempelajari filosofi unik cara gajah memilih, mengunyah, dan mengolah makanannya, serta mendapatkan penjelasan langsung dari para mahout atau pawang gajah terkait perawatan, pelatihan, dan pemantauan kesehatan gajah sehari-hari.
Menurut Supartono, aktivitas ini memberikan gambaran nyata tentang kompleksitas dan dedikasi tinggi yang dibutuhkan dalam upaya konservasi gajah sumatera.
Supartono menekankan peran penting mahout sebagai garda terdepan dalam menjaga dan merawat gajah.
“Mahout memahami karakter setiap individu gajah, mengawasi pola makan, kesehatan, dan perilaku, serta memastikan gajah tetap terlatih tanpa kekerasan. Di balik keberhasilan konservasi gajah, ada dedikasi luar biasa para mahout yang bekerja dengan hati dan kesabaran,” ujar Supartono.
Ia menegaskan bahwa upaya pelestarian gajah sumatera tidak dapat hanya mengandalkan peran pemerintah, tetapi memerlukan dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan media.
Berdasarkan data BBKSDA Riau, populasi gajah sumatera di Provinsi Riau saat ini tercatat sebanyak 216 ekor. Namun, jumlah tersebut terus mengalami penurunan setiap tahun akibat perburuan, kematian alami, serta kasus keracunan.
Sementara itu, jumlah gajah yang berada di Pusat Latihan Gajah Minas saat ini sebanyak 23 ekor. Gajah-gajah tersebut memiliki peran dan keahlian khusus, antara lain untuk patroli kawasan, penanganan konflik antara manusia dan gajah, serta mendukung berbagai kegiatan konservasi.
Melalui kegiatan ini, BBKSDA Riau berharap dapat meningkatkan pemahaman publik tentang pentingnya menjaga kelestarian gajah sumatera sekaligus memperkuat komitmen bersama dalam melindungi satwa ikonik Pulau Sumatera dari ancaman kepunahan.
