Riauaktual.com - Sembilan orang ditangkap, saat pasukan keamanan Sri Lanka menggerebek kamp demonstran di Colombo, Jumat (22/7) pagi waktu setempat. Penggerebekan dilakukan setelah Ranil Wickremesinghe resmi dilantik menjadi presiden.
Seperti dilansir Reuters, Jumat, rekaman video dari media menunjukkan, tentara bersenjatakan senapan serbu berusaha merobohkan kamp-kamp demonstran dengan puluhan personel kepolisian mengawasi situasi sekitar.
Saat fajar menyingsing, belasan tentara dengan perlengkapan antihuru-hara berbaris di area penggerebekan dan jajaran tenda para demonstran. Tenda-tenda yang sebelumnya dibangun di kedua sisi jalan utama menuju kantor Sekretariat Kepresidenan ini telah dibersihkan.
Dua koordinator unjuk rasa menyebut, penggerebekan menjadi pertanda Wickremesinghe langsung menindak tegas demonstran usai dilantik. Mantan Perdana Menteri (PM) Sri Lanka itu merupakan sekutu mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa yang mundur usai kabur ke luar negeri. Namun, Wickremesinghe sebelumnya mengaku, hubungan mereka telah hancur.
Dituturkan dua koordinator unjuk rasa itu, ratusan personel keamanan mengepung kamp unjuk rasa ‘Gota Go Gama’ --yang dinamai untuk mencemooh Rajapaksa-- usai tengah malam dan membongkar kamp itu. Sekitar 50 orang dilaporkan mengalami luka-luka dalam penggerebekan itu. Korban luka termasuk sejumlah jurnalis yang dipukuli pasukan keamanan Sri Lanka.
Sejumlah sumber rumah sakit setempat menyebut, ada dua korban luka yang menjalani perawatan medis. “Itu serangan sistematis dan terencana,” ucap salah satu koordinator unjuk rasa, Chameera Dedduwage.
“Mereka menyerang orang-orang secara brutal. Apa yang terjadi adalah unjuk kekuasaan yang sangat murahan,” imbuhnya.
Belum ada komentar resmi dari kepolisian dan otoritas keamanan Sri Lanka soal penggerebekan itu. Namun Juru Bicara Kepolisian Sri Lanka dalam pernyataannya menyebut, sembilan orang ditangkap dalam penggerebekan itu. Tidak dijelaskan lebih lanjut alasan penangkapan mereka.
Sri Lanka berada dalam kondisi masa darurat yang diterapkan Wickremesinghe mulai Minggu (17/7), ketika dia masih menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Presiden Sri Lanka. Aturan darurat memberi kewenangan pada militer untuk menangkap, menahan demonstran dan membatasi hak unjuk rasa.
Sementara Gotabaya Rajapaksa yang berada di Singapura bisa bernapas lega. Ia memasuki Singapura dengan status kunjungan pribadi. Sempat diminta pergi setelah 15 hari, kini dia diberikan izin kunjungan jangka pendek (STVP) untuk tinggal lebih lama, maksimal 30 hari.
Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan (ICA), Rabu (20/7) memastikan hal itu. Menanggapi pertanyaan media, ICA mengatakan, pengunjung dari Sri Lanka yang memasuki Singapura untuk kunjungan sosial umumnya akan diberikan STVP dengan durasi hingga 30 hari.
Mereka yang perlu memperpanjang masa tinggal di Singapura dapat mengajukan permohonan secara online untuk perpanjangan STVP mereka. Aplikasi akan dinilai berdasarkan kasus per kasus.
Rajapaksa melarikan diri ke Singapura pekan lalu dan mengundurkan diri sebagai presiden melalui e-mail, menyusul protes berbulan-bulan atas krisis ekonomi terburuk Sri Lanka dalam sejarah. Ia diberikan izin kunjungan 14 hari ketika tiba pada 14 Juli.
Seorang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan, Rajapaksa tidak meminta suaka dan dia juga tidak diberikan suaka. Belum jelas, bagaimana nasib Rajapaksa setelah meninggalkan Singapura dan akan berlabuh ke negara mana.
Sumber: Rm.id