Riauaktual.com – Festival Budaya Melayu (FBM) kembali digelar sebagai peristiwa kebudayaan tahunan yang difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Riau bersama sejumlah stakeholder kebudayaan. Tahun ini, FBM mengusung tema besar “Rempah dalam Khazanah Alam Melayu Riau, Meramu Hulu Menghimpun Muara”, yang bertujuan menyoroti peran rempah dan hasil hutan tanah dalam kebudayaan Melayu serta kontribusi Riau dalam Jalur Rempah Nusantara.
Festival yang berlangsung dari 29 Agustus hingga 8 September 2024 ini menghadirkan keragaman ekspresi budaya Melayu, baik warisan maupun karya-karya semasa, dengan pendekatan yang memungkinkan tema pokok untuk menjadi sumbu pencapaian milestone baru bagi ekspresi budaya Melayu. Sementara itu, ekspresi-ekspresi budaya lainnya diharapkan dapat terkonsolidasi dan diarak sebagai tema pokok pada festival tahun-tahun berikutnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen, menegaskan bahwa FBM 2024 diselaraskan dengan program prioritas nasional di Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dalam mendukung event Jalur Rempah.
“Riau sebagai bagian dari nusantara memiliki irisan yang jelas terhadap Jalur Rempah, baik di sisi kebudayaan maupun keekonomian. Festival ini bertujuan untuk menarasikan sejarah, budaya, dan masyarakat dalam literasi Jalur Rempah, serta merevitalisasi tradisi yang berkaitan dengan kekayaan rempah dan alam Riau untuk masa depan kebudayaan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Raja Yoserizal menyampaikan bahwa FBM akan menjadi ruang bersama bagi komunitas dan masyarakat umum untuk menjaga kearifan lokal, tradisi budaya, serta potensi alam Riau dalam upaya mengokohkan jati diri Melayu Riau di kancah nasional dan internasional.
“Riau mendukung program event Jalur Rempah nasional melalui Festival Budaya Melayu, yang juga bekerjasama dengan Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek,” tambahnya.
Beberapa program utama yang digelar dalam FBM 2024 antara lain Diskusi Budaya Jalur Rempah, Seminar Jalur Rempah dan Tradisi Lisan, Workshop Cipta Karya Tradisi Lisan, Sayembara Pantun “Etno Medicine”, Pameran Fotografi “Cerita Rempah dan Kekayaan Alam Riau”, Pameran Warisan Budaya Takbenda Indonesia “Layang Kuau Raja Tebuk Isi”, serta Pameran Warisan Budaya di Jalur Rempah.
Tak hanya itu, festival ini juga menghadirkan Seni Instalasi “Mengiliu”, Pameran Makanan Melayu Riau “Segenap Perisa”, Panggung Pertunjukan dan Pergelaran Seni Budaya, Olahraga Tradisional dan Kreativitas “Laman Mastautin”, dan berbagai acara lainnya.
Kerja bersama ini didukung oleh sejumlah lembaga dan komunitas budaya, termasuk Lembaga Adat Melayu Riau, Asosiasi Tradisi Lisan Riau, Dewan Kesenian Riau, PaSKI Pengda Riau, serta berbagai unsur komunitas budaya, pelaku budaya, seniman, dan lainnya.