Ini 5 produk UKM RI mampu tembus pasar dunia

Ini 5 produk UKM RI mampu tembus pasar dunia
Jokowi main gitar asal bandung
EKONOMI (RA) - Indonesia adalah negara kaya. Tidak hanya kaya sumber daya alam, tetapi juga manusia. Berjuta-juta jiwa di Indonesia kini mulai unjuk gigi kebolehan mereka. Terbukti, mulai banyak produk Indonesia yang kini diminati pasar luar negeri.
 
Berbagai pameran kerajinan tangan dan produk UMKM terus digalakkan pemerintah. Ajang tersebut merupakan wujud eksistensi produk lokal di saat gempuran produk buatan asing masuk ke Tanah Air.
 
Keuntungan diselenggarakan beberapa pameran tersebut dapat dijadikan sebagai reminder atau pengingat pasar asing akan beraneka ragam produk lokal. Konsumen asing juga semakin mengetahui akan produktivitas dan kreativitas penduduk Indonesia saat memanfaatkan sejumlah komoditi yang dimiliki dalam negeri.
 
Berikut merdeka.com mencoba merangkum sejumlah produk Indonesia yang mampu mendunia karena keunikannya. Kemunculan sejumlah produk ini dinilai pemerintah dapat menumbuhkan sedikit optimisme dan mendorong tumbuhnya produk baru di dalam negeri.
 
1.Jaket kulit Garut
 
Usaha yang dirintis oleh Rangga Sukmajaya ini meski baru dirintis sejak April tahun lalu (2013) namun sudah berani untuk membuka webstore yang akan khusus dibuat untuk melayani customer dari luar Indonesia.
 
Berkat webstorenya yang user friendly, Guzela.com telah mendatangkan omzet sebanyak 300 juta per bulan untuk Rangga.
 
"Karena ini online, kebanyakan jaket kulit garut saya dipesan dari luar Jawa. Tetapi ada juga pesanan dari Jepang, Taiwan, Malaysia, dan Korea. Syukur ya, dalam sebulan saya bisa mendapatkan omzet sekitar 300 jutaan", ungkap Rangga pada saat interviewnya dengan merdeka.com.
 
2.Gitar asal Bandung
 
Seniman di bidang pembuatan alat musik seperti gitar acap disebut dengan luthier. Jika rujukannya di Indonesia, sudah ada beberapa luthier yang memiliki nama.
 
Namun, untuk yang berfokus di genre delta blues, mungkin hanya Ivan Mulia yang sudah dikenal sampai luar negeri.
 
Gitar handmade Ivan adalah gitar resonator. Gitar itu memang dipakai banyak musisi yang berfokus di delta blues. Ciri khas gitar tersebut, terbuat dari logam dan berbodi lebih tebal karena memiliki sebuah cone atau lubang berbentuk kerucut di tengah bodi. 
 
Cone dari logam itu memberikan nuansa sengau di gitar resonator, yang menjadi ciri khas musik delta blues yang lebih banyak berkembang di Eropa. Gitar asli Bandung ini pun dipakai musisi dunia yaitu Steve Vai.
 
3.Bola piala dunia
 
Salah satu perusahaan asal Indonesia yang mampu memasok bola untuk Piala Dunia adalah Sinjaraga Santika Sport. Dalam sebulan, biasanya Sinjaraga Santika Sport mampu memproduksi 100.000 bola. Harga jual bola bervariasi, mulai dari USD 5-15 per buah.
 
Pemilik Sinjaraga Santika Sport Irwan Suryanto mengatakan Perancis 1998 merupakan momentum bersejarah, karena itulah kali pertama perusahaan yang memiliki pabrik di Majalengka (Jawa Barat) ini memproduksi bola resmi untuk Piala Dunia.
 
"Kami pernah memproduksi untuk Piala Dunia 1998 di Perancis. Harganya ketika itu USD 8 per buah, segitu sudah sangat besar," katanya.
 
Bola made in Majalengka ini,
 
sudah mendapat lisensi FIFA. Artinya, bola ini memiliki standar baku yang ditetapkan. Sebagai informasi, FIFA menetapkan tujuh tes untuk mengetahui kelayakan bola resmi.
 
4.Souvenir kampanye Donald Trump
 
Miniatur gitar yang diproduksi Pramono salah satu seorang warga dari Dukuh Terusab Desa Manjungan Kecamatam Ngawen mampu menembus pasar luar negeri. Pesanan produknya ini dipesan dari gitaris, artis dunia hingga calon presiden Amerika Serikat Donald Trump.
 
Karena keunikannya tersebut baru-baru ini, Pramono dan 60 karyawannya tengah disibukkan mengerjakan pesanan dari Trump untuk membuat 15 ribu miniatur gitar Gibson Les Paul. Pramono mengatakan Trump akan mendistribusikan miniatur sebagai suvenir dari kampanyenya.
 
5.Pecel Lele Lela
 
Rangga Umara mendirikan perusahaan waralaba di bidang kuliner, yakni Pecel Lele Lela. Saat ini Pecel Lele Lela sudah memiliki hampir 100 outlet di seluruh Indonesia dan juga di Malaysia. Tidak tanggung-tanggung, dia membuka empat outlet Pecel Lele Lela di Malaysia.
 
Awalnya, Rangga melihat banyak sekali orang yang berbisnis makanan, namun konsepnya tidak kuat. Sedangkan, bisnis kuliner yang bisa bertahan lama menurutnya adalah bisnis yang memiliki konsep yang jelas dan juga memiliki spesialisasi menu, seperti ayam bakar, bakso dan sebagainya.
 
"Akhirnya pilihan saya jatuh ke warung pecel lele. Saya melihat di mana-mana dengan mudah kita akan menemukan pecel lele, bahkan di seluruh Indonesia ada saja pecel lele. Dari situ saya melihat segmennya sangat luas, lalu secara pasar juga sudah luas. Dengan begitu, kita tidak perlu capei-capei memperkenalkan lagi," ceritanya.(merdeka.com)
 
 
 

Berita Lainnya

index