Riauaktual.com - Partai Demokrat akhirnya resmi menyatakan bergabung dan berkoalisi dengan Partai Gerindra untuk Pilpres 2019 mendatang.
Selain itu, dipastikan pula bahwa capres yang akan diusung tidak lain Prabowo Subianto.
Hal disampaikan langsung oleh Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono usai bertemu empat mata dengan Prabowo.
Ia menyatakan, bahwa pertemuan yang digelar di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan itu menjadi pintu pembuka.
“Sekarang pintu itu makin lebar, Insyaallah kita bisa diketemukan untuk melakukan perbaikan yang akan datang untuk 5 tahun ke depan,” tuturnya.
Mantan Presiden RI keenam itu menambahkan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya soal posisi cawapres kepada mantan Danjen Kopassus itu.
Ia juga menyatakan, Demokrat siap bekerjasama dengan koalisi Gerindra.
“Saya sebagai pimpinan PD menyerahkan sepenuhnya ke Pak Prabowo, yang penting rakyat memberikan dukungan dan kepemimpinan yang akan datang,” imbuhnya.
Selain itu, politisi kelahiran Pacitan, Jawa Timur itu memastikan bahwa capres yang diusung Demokrat dan Gerindra adalah Ketum Gerindra.
“Pak Prabowo adalah calon presiden kita,” tutupnya.
Sebelumnya, Prabowo Subianto juga sudah mengantongi mandat dari ijtima ulama yang digelar Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.
Akan tetapi, GNPF Ulama sendiri mengisyaratkan agar Gerindra hanya berkoalisi dengan PKS saja.
Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak menyatakan, Gerindra selaku partai yang dipimpin Prabowo harus bisa membangun koalisi keumatan kebangsan.
Bahkan, dia menyebut kalau dari sejumlah partai koalisi masih ada yang belum cocok untuk nama yang diusung.
Karena itu, pihaknya menyarankan agar sebaiknya partai berlambang kepala garuda itu berkoalisi tidak dengan banyak parpol.
“Gerindra tidak perlu (gandeng) banyak partai untuk koalisi, bisa dua atau tiga sudah cukup,” saran dia.
Berdasarkan keputusan yang dihasilkan, hanya ada dua unsur parpol dalam rekomendasi tersebut.
Yakni Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dengan begitu, partai berlambang kepala burung garuda itu hanya cukup menggandeng PKS sebagai koalisi keumatan.
Kendati demikian, Yusuf menekankan hal itu bukan berarti koalisi oposisi itu pecah dan tak solid.
Sebab, ia juga meyakini bahwa koalisi pendukung Jokowi itu juga masih belum tentu utuh dan solid saat Pilpres 2019 mendatang.
“Koalisi di seberang (koalisi Jokowi) juga belum tentu masih utuh. Saya punya keyakinan koalisi mereka akan pisah,” kata Yusuf.
Sumber : pojoksatu.id