Riauaktual.com - Pergantian nama Bandara Internasional Lombok (BIL) menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid menuai polemik. Presiden Joko Widodo dituding hendak menghilangkan jejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Bandara Internasional Lombok (BIL) diresmikan Presiden SBY pada tahun 2011. Ditandai penandatanganan prasasti. Nah, peresmian nama baru itu dikhawatirkan bakal menghilangkan prasasti lama dan diganti baru, yang diteken Jokowi.
Gubernur NTB TGB Zainul Majdi akhirnya angkat bicara. "Kami masyarakat Lombok berterima kasih pada Pak Jokowi atas penetapan nama bandara yang mengabadikan nama pahlawan nasional satu-satunya dari NTB, yaitu Muhammad Zainuddin Abdul Madjid," kata dia.
Pada 5 September 2018, pemerintah melalui Menhub Budi Karya menetapkan nama bandara adalah Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, mengabadikan nama pahlawan nasional satu-satunya dari NTB yaitu Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Pahlawan nasional itu juga dikenal sebagai kakek TGB Zainul Majdi.
Rencananya Presiden Jokowi akan meresmikan penetapan nama bandara ini dalam beberapa hari mendatang.
"Pada saat itu, Pak SBY menandatangani prasasti peresmian bandara. Namun tentu saja bukan berarti prasasti Pak SBY akan dicopot sebagaimana yang Pak SBY sampaikan. Pemerintah dan Masyarakat Lombok tidak pernah ada keinginan seperti itu,” kata TGB.
TGB menjelaskan peresmian operasional bandara adalah satu hal, penetapan nama bandara dengan nama pahlawan nasional adalah hal lain. Itu dua hal yang berbeda.
"Saya sangat menyayangkan Pak SBY diberi kabar hoaks mengenai rencana pencopotan prasasti, hingga mengeluarkan statemen yang keliru,” kata mantan politikus Partai Demokrat itu.
TGB mengatakan tidak ada yang berniat menghilangkan jejak Presiden SBY. "Jasa beliau dihargai, sehingga tidak perlu ada yang sensi. Saya pastikan Pak Jokowi bukan orang yang suka menafikan jasa pemimpin sebelumnya, bahkan beliau selalu mengapresiasi karya pendahulunya,” ujar TGB seperti dikutip dari Kumparan.com.