Riauaktual.com - Kabar duka datang dari institusi TNI. Salah satu prajurit TNI, Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi gugur di Kongo. Serma Rama dan rekan diserang milisi ketika tengah melaksanakan misi perdamaian di sana.
Melalui unggahan akun Instagram @puspentni, terlihat beberapa foto bukti prajurit TNI tewas ditembaki di Kongo. Foto tersebut diambil di lokasi kejadian.
Berikut ulasan lengkapnya.
Seorang Prajurit TNI Dibawa dengan Tandu
©2020 Merdeka.com/Instagram @puspentni
Dilansir dari akun Instagram @puspentni, terlihat seorang prajurit TNI tengah di bawa dengan tandu oleh rekan-rekan prajurit TNI lainnya. Para prajurit TNI tampak mengenakan helm berwarna biru muda.
Para prajurit yang mengenakan seragam loreng tersebut dengan sigap mengangkat rekannya yang terluka. Foto unggahan @puspentni tersebut diambil di lokasi kejadian.
Masuk ke Ambulans
©2020 Merdeka.com/Instagram @puspentni
Dalam unggahan tersebut, terlihat mobil ambulans telah disiapkan. Beberapa prajurit tampak masuk ke dalam ambulans untuk mengantar rekannya.
Terlihat pula seorang warga lokal turut serta membantu para prajurit TNI yang akan masuk ke dalam ambulans.
Kerusakan Kendaraan
©2020 Merdeka.com/Instagram @puspentni
Melalui unggahan tersebut, terlihat kerusakan pada kendaraan yang diserang oleh kelompok bersenjata. Kaca kendaraan tersebut tampak rusak berat.
Pecahan-pecahan kaca juga terlihat tersebar di dekat kendaraan.
Bekas Tembakan di Kaca
©2020 Merdeka.com/Instagram @puspentni
Selain kaca yang pecah, terdapat pula bekas-bekas tembakan di kaca kendaraan lain. Bahkan, ban kendaraan juga tampak kempes.
Kasad Andika Perkasa Menunggu Kronologi Lengkap Peristiwa
Youtube TNI AD/©2020 Merdeka.com
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa berduka atas insiden yang menimpa prajuritnya tersebut. Saat ditemui di Mabes AD pada Rabu (24/6), Jenderal Andika masih menunggu kronologi lengkap peristiwa tersebut.
"Itu adalah operasi dihandle Mabes TNI, tapi memang prajurit-prajurit kami, yang jelas kami akan mengevaluasi dan kami ingin mendapat kronologi yang sebenarnya. Sehingga kita bisa evaluasi apa yang sebenarnya yang terjadi," ujar Jenderal Andika di Mabes AD, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat.
Jenderal Andika mengatakan bahwa TNI AD menyiapkan pasukan untuk misi perdamaian. Tetapi, untuk penugasan semua atas perintah dari Mabes TNI.
"Sehingga walaupun kami hanya menyiapkan personel, tapi penugasan semuanya dari Mabes TNI, kita bisa menyiapkan mereka (prajurit) lebih siap," jelasnya.
Akibat dari penyerangan tersebut, ada prajurit TNI lain yang juga mengalami luka-luka.
"Satu yang meninggal, tapi satu itu luka. Ya mudah-mudahan masih ada harapan untuk pulih," kata Jenderal Andika.
Perihal pemulangan jenazah akan diurus oleh pihak Mabes TNI. Hal ini lantaran semua prajurit TNI yang tergabung dalam misi perdamaian diberangkatkan oleh Mabes TNI.
"Kalau pengurusan jelas dari Mabes TNI, karena memang operasi mereka yang menggelar, mereka yang merencanakan, kemudian menyiapkan, menganggarkan mereka, kami tetapi juga proaktif. Artinya kita sudah berhubungan dengan keluarga dengan satuannya," terangnya.
Ungkapan Duka dari Menlu Retno Marsudi
©2020 Merdeka.com/Twitter @Menlu_RI
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi turut mengungkapkan rasa dukanya yang mendalam. Retno menuliskan ucapan duka di akun Twitter @Menlu_RI.
"Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan," tulis @Menlu_RI.
Dihadang dan Dihujani Tembakan
Komandan Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco Letkol Czi M.P. Sibuea mengatakan, bahwa gugurnya prajurit TNI atas nama Serma Rama Wahyudi dan satu orang prajurit TNI yang terluka diakibatkan serangan kelompok bersenjata di wilayah Makisabo, Kongo, Afrika.
"Peristiwa tersebut terjadi saat tugas pengiriman ulang logistik ke Temporary Operation Base (TOB) bagi prajurit Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco yang melaksanakan pembangunan Jembatan Halulu sebagai sarana pendukung bagi masyarakat setempat," tuturnya.
Ketika perjalanan kembali ke COB (Central Operation Base), terjadi penghadangan dengan dihujani tembakan kearah konvoi kendaraan angkut personel yang dikawal oleh dua unit kendaraan tempur APC Malawi Batalyon di wilayah Makisabo. Serangan mendadak tersebut diduga dilakukan oleh Allied Democratic Forces (ADF), kelompok bersenjata yang berkonflik dengan pemerintah Republik Demokratik Kongo.
"Usai kontak senjata, diketahui bahwa Serma Rama Wahyudi meninggal dunia akibat terkena tembakan yang menembus dada atas sebelah kiri, sementara satu prajurit TNI lainnya yang terluka saat ini mendapat perawatan di Rumah Sakit Level III Goma MONUSCO," ungkapnya.
Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco merupakan satgas PBB dari Indonesia yang banyak memberikan kontribusi besar dalam pembangunan infrastruktur di daerah misi dan telah mendapatkan apresiasi besar dari Markas PBB, salah satunya adalah program pembangunan dan rehabilitasi jalan Kasinga-Kadidiwe, Kongo.
Sumber: merdeka.com