Langgam (RA) – Hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Sungai Segati mengakibatkan banjir merendam jembatan penghubung Desa Tambak dan Desa Sotol, Kecamatan Langgam, pada Selasa (21/11). Ketinggian air yang mencapai 15-20 cm membuat akses utama kedua desa tersebut terputus total.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa menggunakan jasa penyebrangan menggunakan pompong tradisional. Dengan tarif Rp15.000 sekali jalan, warga dapat melintasi sungai yang meluap.
Bhabinkamtibmas Desa Tambak, Bripka Ari Budiman pun tak henti mengingatkan para pemilik pompong untuk selalu berhati-hati dalam mengoperasikan perahu mereka. Ari ingin keamanan warga terjaga, termasuk kamtibmas jelang Pilkada.
"Kami imbau agar pemilik pompong ekstra hati-hati, mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu dan medan yang licin. Keselamatan warga menjadi prioritas utama," ujar Bripka Ari.
Selain itu, Ari juga mengimbau masyarakat, terutama anak-anak, untuk menghindari bermain di sekitar area banjir. "Arus air yang deras sangat berbahaya. Kita tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," tegasnya.
Pihak berwenang terus memantau perkembangan situasi dan memberikan informasi terkini kepada warga. Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari petugas.
Sementara itu, pemerintah daerah tengah mempertimbangkan langkah-langkah jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut. Salah satu opsi yang sedang dikaji adalah perbaikan atau pembangunan jembatan yang lebih kuat dan tahan terhadap bencana alam.
"Kami berharap dengan adanya perbaikan infrastruktur, akses antar desa dapat kembali normal dan masyarakat tidak lagi kesulitan dalam beraktivitas," ungkap Ari.
Banjir yang melanda Desa Tambak dan Desa Sotol menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait, diharapkan dampak dari bencana ini dapat diminimalisir.