Kecewa Berat Atas Hasil Pilkada, Suparman Kritik Gaya Kepemimpinan Syamsuar Hancurkan Golkar

Kecewa Berat Atas Hasil Pilkada, Suparman Kritik Gaya Kepemimpinan Syamsuar Hancurkan Golkar
Suparman.

RIAU (RA) - Politisi sekaligus tokoh senior Partai Golkar, Suparman, mengkritik keras Ketua DPD I Golkar Syamsuar atas kekalahan beruntun partai berlogo pohon beringin itu di Pemilu dan Pilkada 2024.

Mantan Bupati Rohul itu menyebut setelah Golkar gagal mempertahankan kursi Ketua DPRD Riau yang sudah hampir 30 tahun diduduki, kini Golkar terpaksa harus kembali menelan pil pahit karena sebagian besar kader dan petahana dari Golkar yang mengikuti Pilkada kalah telak, termasuk Syamsuar sendiri.

Syamsuar yang kembali maju sebagai calon Gubernur Riau dipastikan tumbang oleh pasangan Abdul Wahid-SF Hariyanto.

Dari data hitung cepat (quick count) di 12 Kabupaten/Kota se-Riau, Golkar hanya unggul di dua daerah yaitu Indragiri Hilir dan Siak.

Hal ini membuat Suparman kecewa dan marah. Menurutnya kegagalan dan ketidakmampuan Syamsuar sebagai Ketua DPD I Golkar adalah penyebab kekalahan Golkar.

"Saya ini kan sekarang sebagai senior partai Golkar terkesan berbeda dengan Syamsuar, terkesan tak komit dengan partai Golkar. Saya ini mengutip pepatah melayu dulu, 'raja alim raja disembah, raja zalim raja disanggah'. Saya lakukan itu. Kenapa? Karena Syamsuar itu tak mampu memimpin partai Golkar yang begini besar," tegasnya, Kamis (28/11/24).

Suparman menuding Syamsuar hanya mengedepankan kepentingan dirinya sendiri, dan justru meninggalkan orang-orang orang yang selama ini telah membesarkan Golkar di Provinsi Riau.

"Dia (Syamsuar) merasa hero sendiri, merasa mampu sendiri. Saat ini Syamsuar gagal total membesarkan Golkar. Dia gubernur loh, tapi dia bangun kantor DPD I Golkar macam kantor Ketua PK (Kecamatan, di struktur Golkar). Dari situ saja sudah gagal," pungkas Suparman.

Seharusnya, ia melanjutkan, Syamsuar membangun manajemen yang baik di Golkar yaitu dengan menempatkan kader-kader kader terbaik di posisi yang tepat, bukan hanya karena faktor kedekatan.

Menurut Suparman, Syamsuar tidak punya niat serius menjadi ketua Golkar Riau meskipun ia merupakan Gubernur Riau petahana dan menjadi ketua DPD saat menjabat sebagai gubernur.

Suparman menuding Syamsuar seolah sengaja "menghancurkan" Golkar karena sikap Syamsuar yang tidak mau mendengarkan masukan dari senior dan kader-kader Golkar.

"Sekarang mesin Golkar itu semua mati. Yang matikan siapa, ya, karena cara dia (Syamsuar) tidak bisa dia mengakomodir menerima masukan dari senior Golkar, kader-kader Golkar. Dia sengaja rasa saya menghancurkan Golkar ini. Contohnya di Pilkada ini, dia sebagai ketua DPD tak ada sedikitpun membantu calon bupati dan walikota yang diusung Golkar, dia hanya sibuk pencalonan dirinya," pungkasnya.

Untuk itu, Suparman mengaku ke depannya Golkar harus diperbaiki dan harus musyawarah bersama kader-kader senior Golkar Riau.

"Musyawarah lah, termasuk dia sendiri. Kita tak meninggalkan dia juga. Ayo, pak Syamsuar. Bagaimana membesarkan Golkar? Sudahilah kegagalan hari ini, kegagalan bapak membesarkan Golkar. Nah, sekarang mari kita kelola bersama agar Golkar ini baik, anda harus menyadari, jangan merasa lebih hebat dari orang," tutupnya.

 

#Politik

index

Berita Lainnya

index