Menjemput Sang Raksasa yang Tersesat di Tengah Kota Pekanbaru

Menjemput Sang Raksasa yang Tersesat di Tengah Kota Pekanbaru
Dua gajah jinak bernama Jovi dan Indah menggiring seekor gajah sumatera liar (tengah) yang dievakuasi setelah berkeliaran di kebun warga Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada 6 Desember 2024. (Wahyudi)

PEKANBARU (RA) - Senja baru saja menurunkan cahaya lembutnya di langit Tenayan Raya. Warna jingga memantul di dahan sawit dan atap rumah warga ketika sosok besar berkulit abu-abu muncul perlahan dari balik kebun.

Seekor gajah Sumatera liar raksasa lembut dari hutan yang tersesat di tengah kota manusia.

Tubuhnya gagah, namun langkahnya ragu. Ia tampak berhenti sejenak di tepi jalan tanah di Jalan Karya Bersama, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru.

Sesekali belalainya bergerak pelan, seolah mengendus jalan pulang yang hilang di antara kebisingan mesin dan aroma asap kendaraan.

Bagi sebagian orang, pertemuan dengan gajah liar di tengah kota mungkin terdengar seperti dongeng. Namun bagi warga Tenayan Raya, Jumat sore 6 Desember 2024 itu menjadi kenyataan yang memantik rasa takut sekaligus iba.

Seekor gajah jantan muda dari kelompok gajah Petapahan ternyata tersesat, terpisah jauh dari kawanannya sejak pertengahan November.

Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau yang mendapat laporan segera bergerak. Mereka menembus semak dan kebun yang mengering, menelusuri jejak sang gajah yang terus berpindah dari satu kebun ke kebun lain.

"Sejak terpisah dari kelompoknya, kami terus berupaya menggiringnya kembali. Tapi karena tekanan lingkungan dan kondisi medan, gajah justru masuk ke area pemukiman," ujar Genman Suhefti Hasibuan, Kepala BBKSDA Riau, mengenang peristiwa itu.

Bagi Genman dan timnya, setiap misi evakuasi satwa liar adalah ujian kesabaran. Satu langkah salah bisa berakibat fatal bagi manusia maupun bagi sang satwa yang stres karena kehilangan habitatnya.

Menjelang malam, upaya penyelamatan dilakukan dengan hati-hati. Dua gajah jinak dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, bernama Jovi dan Indah, diturunkan untuk membantu proses penggiringan.

Dua gajah jinak itu bukan sekadar hewan bantuan, mereka adalah jembatan komunikasi. Dengan bahasa tubuh dan panggilan khas, keduanya berusaha menenangkan si gajah liar yang panik.

Perlahan tapi pasti, sang raksasa mulai mengikuti langkah Jovi menuju arah yang lebih aman.

"Alhamdulillah, berkat sinergi semua pihak, BBKSDA, TNI, Polri, pemerintah setempat, dan masyarakat, evakuasi berjalan lancar," kata Genman dengan nada lega.

Sesampainya di PLG Minas, gajah itu segera diperiksa kesehatannya oleh tim medis. Luka-luka kecil akibat perjalanan panjang dibersihkan. Setelah kondisinya dinyatakan stabil, ia akan dikembalikan ke kelompoknya di hutan Petapahan, habitat asalnya.

Di balik operasi penyelamatan itu, Pertamina Hulu Rokan (PHR) turut mengambil peran. Bagi perusahaan energi itu, menjaga kelestarian gajah Sumatera bukan semata urusan konservasi, tetapi juga bagian dari tanggung jawab sosial dan kemanusiaan.

"Pertamina Hulu Rokan percaya bahwa menjaga gajah Sumatera adalah menjaga keseimbangan ekosistem dan kehidupan masyarakat di sekitarnya," ujar Victorio Chatra Primantara, Officer Media Relations PHR.

Melalui program "Sahabat Gajah", PHR bekerja sama dengan BBKSDA Riau menjalankan serangkaian kegiatan konservasi, mulai dari penanaman pakan alami, patroli habitat, edukasi masyarakat, hingga penggunaan kalung GPS untuk memantau pergerakan kawanan gajah secara real time.

"Energi sejati bukan hanya yang kita ambil dari perut bumi, tapi juga energi yang kita pelihara dari harmoni antara manusia, alam, dan satwa," ujar Victorio dengan nada reflektif.

Malam pun turun di Tenayan Raya. Jalan yang semula ramai kini kembali tenang. Di kejauhan, suara jangkrik menggantikan deru truk yang melintas. Di PLG Minas, sang gajah yang dulu tersesat kini beristirahat di bawah pengawasan tim medis.

Ia mungkin tidak tahu di mana batas wilayah manusia dan hutan. Tapi perjalanannya hari itu menjadi pengingat, bahwa ketika ruang hidup alam semakin sempit, manusia dan satwa akan saling bersinggungan, dan hanya empati yang bisa menyelamatkan keduanya.

Misi "menjemput sang raksasa" bukan sekadar upaya penyelamatan satwa, tapi juga pengingat bagi manusia untuk menjemput kembali kesadaran bahwa kita hanyalah tamu di rumah besar bernama alam.

Tim Rescue Balai Besar KSDA Riau dengan bantuan gajah jinak memantau pergerakan gajah sumatera liar yang berkeliaran dari kebun warga Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada 6 Desember 2024. (Wahyudi)

Dokter hewan Balai Besar KSDA Riau menyiapkan peluru bius saat proses evakuasi seekor gajah Sumatera Liar yang berkeliaran di kebun warga di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada 6 Desember 2024. (Wahyudi)

Peluru bius tertancap dikaki gajah sumatera liar untuk segera dievakuasi setelah berkeliaran di kebun warga Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada 6 Desember 2024. (Wahyudi)

Dua gajah jinak bernama Jovi dan Indah menggiring seekor gajah sumatera liar (tengah) yang dievakuasi setelah berkeliaran di kebun warga Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada 6 Desember 2024. (Wahyudi)

Tim Rescue Balai Besar KSDA Riau dan dua gajah jinak mendekati gajah Sumatara liar yang telah terbius untuk segera dievakuasi setelah berkeliaran di kebun warga Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada 6 Desember 2024. (Wahyudi)

Tim Rescue Balai Besar KSDA Riau dengan bantuan gajah jinak memasangkan rantai keleher gajah Sumatara liar (kanan) untuk segera dievakuasi setelah berkeliaran di kebun warga Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada 6 Desember 2024. (Wahyudi)

Tim Rescue Balai Besar KSDA Riau mengevakuasi seekor gajah Sumatera Liar (kanan) ke truck pengangkut dengan bantuan gajah jinak di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada 6 Desember 2024. Evakuasi dilakukan setelah gajah tersebut berkeliaran di kebun warga. (Wahyudi)

Tim Rescue Balai Besar KSDA Riau mengevakuasi seekor gajah Sumatera Liar (kanan) ke truck pengangkut dengan bantuan gajah jinak di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada 6 Desember 2024. Evakuasi dilakukan setelah gajah tersebut berkeliaran di kebun warga. (Wahyudi)

Tim Rescue Balai Besar KSDA Riau mengevakuasi seekor gajah Sumatera Liar (kanan) ke truck pengangkut dengan bantuan gajah jinak di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada 6 Desember 2024. Evakuasi dilakukan setelah gajah tersebut berkeliaran di kebun warga. (Wahyudi)

#HEWAN #GAJAH

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index