PEKANBARU (RA) - Kota Pekanbaru memiliki sebanyak 13 Pondok Pesantren tersebar di beberapa Kecamatan. Saat ini, pertumbuhan Pondok pesantren tidak selaju pertumbuhan Madrasah.
Pengganti sementara Kemenag Riau, Drs. Mahyudin, mengatakan pertumbuhan lembaga pendidikan Pondok pesantren tidak selaju pertumbuhan madrasah. Ini di karenakan faktor pendukung yang belum bisa di penuhi sehingga pertumbuhannya melambat.
Menurutnya, faktor yang membuat lambatnya pertumbuhan pesantren diantaranya, untuk pondok pesantren tentu membutuhkan kiyai yang memiliki keilmuan agama yang dalam.
"Kemudian pola pembelajarannya berbeda dengan sekolah umum, atau madrasah. Seperti adanya pembelajaran kitab kuning (kitab Gundul), serta pola pembelajaran lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan jika sekolah tidak menggunakan pola dan metoda pondok pesantren maka sekolah tersebut menjadi madrasah dan tidak layak menjadi Pondok Pesntren.
"Untuk di Pekanbaru sendiri tercatat sebanyak 13 Pondok Pesantren dengan santri sebanyak 2.448. Dari 13 pondok pesantren tersebut sebanyak 5 pesantren merupakan Salafiyah dan 8 Pesantren merupakan Khalafiyah," jelasnya.
Pesantren Salafiyah, merupakan lembaga pendidikan Pesantren yang belajar dengan mengguinakan Kitab kuning. Sedangkan Pesantren Khalafiayah merupakan Pondok Pesantren yang tidak sepenuhnya menggunakan kitab kuning, namun pola pendidikannya merupakan pola lembaga Pondok Pesantren.
