NASIONAL (RA) - Ibadah merupakan kewajiban bagi setiap umat. Namun, ada orang yang berpura-pura ibadah hanya untuk modus melakukan kejahatan.
Dengan berpura-pura ikut wudu, seorang residivis nekat gasak dompet jemaah yang hendak salat di Masjid Istiqlal, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kejadian tersebut terungkap saat korban bernama Aleks (24) sedang mengambil air wudu.
Kemudian pelaku Yusrizal (27) yang sedang sama-sama mengambil air wudu langsung menyudahi dan menuju ke arah tempat penyimpanan tas milik korban. Yusrizal lalu menyayat dan mengambil laptop serta dompet yang ada di dalamnya.
Saat hendak membawa kabur barang curian, pelaku dipergoki jemaah lainnya yang sedang berada dalam masjid. Pelaku pun diteriaki lalu dikejar dan diamuk massa hingga hingga babak belur.
"Pelaku baru 4 bulan keluar dari rutan dan sudah tiga kali masuk tahanan," kata Kapolsek Metro Sawah Besar Kompol Ridwan R Soplanit.
Ridwan menambahkan, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap Yusrizal guna menelisik adanya dugaan keterlibatan pelaku dan komplotannya dalam sejumlah aksi pencurian di masjid.
"Dari tangan pelaku kita amankan satu buah laptop dan dompet milik korban. Pelaku terancam pasal 363 KUHP tentang pencurian ancaman 6 tahun penjara," pungkasnya.
Contoh kasus lainnya, sudah empat kali sepanjang bulan Ramadan, kota amal di Masjid Al-Huda Jalan Raya Kendalsari Kota Malang, dicongkel pencuri. Warga jengkel, karena saat pengurus masjid hendak membukanya setiap Jumat, selalu didahului para pencuri.
Karena itu saat pengurus masjid memergoki pelaku, warga sekitar langsung menghakimi hingga babak belur. Sepeda motor milik pelaku, Honda Beat warna merah dihancurkan massa.
Zamanhuri (58), keamanan Masjid AlHuda menceritakan, awalnya warga jengkel karena kotak masjid selalu rusak dan isinya lenyap. Total ada tujuh kotak amal yang dibobol.
"Awalnya Senin (13/6) ada dua kotak yang dicongkel, kemudian Kamis (16/6) sebanyak tiga kotak. Setelah diperbaiki Senin (20/6) berikutnya dua kotak dirusak lagi," katanya.
Kata Zamanhuri, kotak biasanya dibuka setiap Jumat, tetapi sejak kejadian perusakan yang kedua, uang kotak amal selalu diambil usai salat tarawih. Jika dihitung nilainya antara ratusan sampai satu jutaan.
Pelaku atas nama NRS (22) warga Tambakrejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan tertangkap saat beraksi. Pelaku datang pukul 08.00 WIB dengan berpura-pura akan mengerjakan salat Duha.
Didik Widyanto (38), sekretaris takmir masjid sejak awal sudah mencurigai kedatangan pelaku. Dirinya memperhatikan dari lubang jendela di balik imaman.
Saat yakin pelaku melakukan pencongkelan, Didik memanggil warga terdekat dan menutup pintu utama. Saat itulah warga berdatangan dan membawa pelaku keluar kompleks masjid, kemudian menghakiminya.
Contoh kasus lainnya, pura-pura melaksanakan salat, pasangan suami istri (pasutri) Neffialia alias Alifia (25) dan istrinya Aya Tania (21), malah mencuri handphone milik jemaah Masjid Agung Palembang. Keduanya mengaku nekat melakukan itu untuk ongkos pulang ke kampungnya di Kayuagung, Ogan Komering Ilir.
Kedua pelaku beraksi di Masjid Agung Palembang. Dalam menjalankan aksinya, pasutri yang baru menikah enam bulan itu terbilang kompak. Si wanita bertugas mengawasi dengan berpura-pura salat dan berdoa di masjid. Begitu mendapat sasaran melihat ada HP sedang di-charger, wanita tersebut memberi kode kepada suaminya agar menjalankan tugasnya.
Setelah sukses mengambil hasil curian, keduanya pergi ke Pasar 16 Ilir Palembang untuk menjual HP itu. Korban bernama Imam mengaku kehilangan melapor ke polisi yang kebetulan juga salat di sana.
Dari keterangan korban yang mengetahui ciri-ciri pelaku, akhirnya petugas mengejar dan berhasil menciduk di salah satu hotel di Palembang beberapa jam usai kejadian. Saat digeledah, petugas menemukan memori HP korban yang terpasang di HP pelaku pria. Keduanya digiring ke Mapolda Sumsel.
Tersangka Alifia mengaku nekat melakukan kejahatan itu karena kehabisan uang usai liburan di Palembang. Mereka ingin segera pulang ke kampung dan membutuhkan ongkos.
"Kami mencuri karena tak punya ongkos lagi buat pulang. Kami bingung, makanya pura-pura sholat saja di masjid," ungkap tersangka Alifia. (merdeka.com)
