Pahami Strategi Cicil KPR Selama 20 tahun Agar Tak Gagal Bayar

Pahami Strategi Cicil KPR Selama 20 tahun Agar Tak Gagal Bayar
Ilustrasi
EKONOMI (RA) - Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Rumah menjadi tempat berteduh dari hujan maupun teriknya panas matahari. Namun, untuk memiliki rumah, apalagi di kota besar bukanlah perkara mudah.
 
Secara umum, ada dua cara yang ditempuh masyarakat dalam mewujudkan impian punya rumah sendiri. Membelinya secara tunai (hard cash) atau dengan mencicil harga rumahnya tiap bulan melalui bank (KPR).
 
Harga rumah relatif mahal jika dilihat dari rata-rata penghasilan masyarakat Indonesia, maka membeli rumah secara KPR banyak dilakukan.
 
Akan tetapi sebelum mengajukannya, terlebih dahulu dibutuhkan komitmen tinggi mengingat tenor KPR berlangsung cukup lama. Waktunya berkisar antara 10 tahun hingga 20 tahun.
 
Dalam perjalanannya, tak jarang debitur kesulitan bahkan gagal melunasi cicilan KPR. Akibatnya, rumah yang sedang dicicil bisa melayang.
 
Strategi mengelola uang dalam mencicil KPR sangat dibutuhkan. Debitur harus siap mengencangkan ikat pinggang untuk waktu yang lama agar tidak terbelit kredit macet.
 
Agar tidak gagal bayar, Anda bisa pahami tiga jurus berikut:
 
1.Pangkas pengeluaran tak penting
 
Sikap konsumtif merupakan salah satu aspek yang harus dihindari saat Anda telah berkomitmen untuk mencicil rumah.
 
Memerangi hasrat ingin belanja menjadi poin utama yang harus mulai ditanamkan dalam hati sejak akad kredit berlangsung.
 
Dalam ilmu perencanaan keuangan, sebaiknya Anda mengalokasikan penghasilan untuk beberapa pos, seperti 5060 persen untuk biaya hidup bulanan, 20 persen untuk tabungan dan investasi sesuai tujuan finansial, 10 persen untuk dana darurat.
 
Dari pos tersebut, kebutuhan gaya hidup masuk ke dalam 5060 persen biaya bulanan, di mana hanya 20 persen saja yang boleh dihabiskan.
 
Jika Anda mampu, 20 persen pos untuk kebutuhan gaya hidup ini sebaiknya diperkecil menjadi hanya 10 persen.
 
Sementara sisanya lagi (10 persen) dialokasikan untuk pos darurat KPR, berjaga-jaga apabila suku bunga bank mendadak naik drastis.
 
2.Kelola pendapatan dengan baik
 
Saat membuat anggaran setiap bulan, Anda harus ingat memprioritaskan pembayaran KPR. Anda pun wajib mematuhi anggaran yang telah dibuat.
 
Hindari pengeluaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Jika Anda memiliki penghasilan lebih, pisahkan untuk membeli barang yang diinginkan.
 
Lalu hitung berapa sisa pendapatan Anda setelah dikurangi kebutuhan rutin bulanan seperti angsuran motor, pajak, asuransi, biaya parkir, bensin, dan uang makan.
 
Apabila pendapatan bersih di luar pengeluaran sehari-hari Anda berjumlah Rp 3 juta, sisihkan Rp 2,5 jutanya untuk cicilan KPR per bulan. Sementara Rp 500 ribu (sisanya) ditabung untuk keperluan yang bersifat mendadak.
 
3.Tingkatkan kemampuan
 
Anda dapat meningkatkan kemampuan mencicil meski besaran gaji relatif sama. Caranya, manfaatkan kenaikan gaji, tunjangan, atau bonus.
 
Upaya ini juga bisa jadi antisipasi kebutuhan darurat, pasalnya tenor KPR bisa mencapai 1520 tahun.
 
Anda juga bisa memperbesar sumber penghasilan dengan membuka sumber penghasilan lain, baik aktif (seperti berbisnis) maupun pasif (dengan investasi reksadana atau saham). (merdeka.com)

Berita Lainnya

index