Hindari Pajak, Orang Kaya Indonesia Borong Properti Mewah Singapura

Hindari Pajak, Orang Kaya Indonesia Borong Properti Mewah Singapura
ilustrasi
EKONOMI (RA) - Meskipun Singapura mengalami kemerosotan bisnis properti yang terburuk dalam sejarahnya, permintaan terhadap perumahan mewah terus bedatangan dari orang-orang kaya Indonesia, menurut artikel yang ditulis oleh Bloomberg, hari ini.
 
Tahun ini pembelian rumah mewah di Singapura oleh orang-orang Indonesia bahkan mencapai US$ 3,7 juta atau hampir empat kali lipat dari jumlah pembelian yang sama pada tahun lalu.
 
Bloomberg menilai, melonjaknya pembelian rumah mewah di Singapura oleh orang-orang Indonesia ini bersamaan dengan keluarnya kebijakan tax amnesty dari Jakarta yang menyasar taget US$ 300 miliar dari pengusaha yang menyimpan dana mereka di Singapura.
 
"Kami melihat peningkatan besar dalam Indonesia membeli properti yang paling mahal," kata Ang Kok Leong, agen senior di SLP Realty Pte. 
 
Menurut dia, peningkatan itu didorong oleh kekhawatiran orang-orang Indonesia tentang langkah yang akan dilakukan oleh Singapura dengan membagikan informasi keuangan mereka.
 
"Jadi jika saya tidak membiarkan orang Indonesia tahu apa yang saya miliki, saya akan membeli di Singapura."
 
Indonesia dan Singapura serta beberapa negara lain mengadopsi persyaratan pelaporan pajak global untuk saling membagi informasi dari warga negara yang memiliki aset di luar negeri. 
 
Tapi Jakarta, hanya menyasar aset yang dimiliki di bank dan bukan dalam aset properti.
 
Data dari Cushman & Wakefield Inc. menunjukkan, gelombang permintaan dari orang-orang kaya Indonesia terhadap properti di Singapura sampai pertengahan tahun ini mencapai 189 properti atau 23% lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
 
Data yang sama juga menyebutkan, sementara transaksi oleh orang Indonesia naik 19%, pembelian oleh orang-orang RRC dan Malaysia justru menurun selama kuartal kedua.
 
Nenurut Bloomberg, tidak semua orang Indonesia membeli real estate di Singapura karena untuk menghindari pajak. Sebagian mungkin melihat nilai di pasar properti. (rimanews)

Berita Lainnya

index