Di Dunia Kerja, Kemampuan Berkomunikasi Lebih Utama Dibanding Predikat Cumlaude

Di Dunia Kerja, Kemampuan Berkomunikasi Lebih Utama Dibanding Predikat Cumlaude
Majelis Dikti dan Litbang pimpinan pusat Muhammadiyah Prof Dr H Edy Suandi Hamid MEc, Rektor UMRI Dr H Mubarak dan para Pembantu Rektor, serta Dekan,

PEKANBARU (RA) - Memiliki predikat cumlaude pada ijazah tidak menjamin seseorang mampu mendapatkan posisi atau jabatan bagus ketika masuk kedunia kerja, hanya yang memiliki sof skill lah, yang akan mampu menjadi yang terbaik.

Hal itu disampaikan Majelis Dikti dan Litbang pimpinan pusat Muhammadiyah Prof Dr H Edy Suandi Hamid MEc, saat memberi sambutan pada sidang senat terbuka dalam rangka Wisuda XI, program sarjana dan diploma III Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), Sabtu (29/10) kemarin, dikampus II UMRI.

Dikatakannya, memiliki ijzah dengan nilai bagus hanya mendukung 20 persen dari sesorang ketika memasuki dunia kerja, 80 persen nya adalah memiliki sof skill, yang bisa diandalkan, yakni yang utama kemampuan berkomunikasi.

"Kuncinya adalah mampu berkomunikasi dengan baik, memiliki jiwa kepemimpinan, disiplin, dan kejujuran. Jadi jangan puas dengan IP tinggi saja," kata mantan Ketua forum Rektor ini.

Dia menyebut, Universitas sekarang bukan menciptakan pencari kerja. Tapi menciptakan kesempatan kerja. Apalagi sarjana dan diploma yang menganggur di Indonesia mencapai 900 ribu orang. Bahkan, Riau termasuk nomor 9 yang jumlah penganggurannya paling banyak.

Karena itu, lulusan harus menjadi pencipta lapangan kerja. Hal itu sesuai dengan cita-cita UMRI yang ingin lulusannya menjadi teknopreneur. Yaitu, wiraswasta berbasis teknologi.

Ditambahkannya, perguruan tinggi Muhammadiyah tidak sekedar memberikan ijazah dengan basis pengetahuan. Tapi juga dengan skill competent. Di antaranya enterpreneurship. Tapi hal itu tidak cukup. Karena kompetensi yang tak bisa dilupakan adalah karakter yang baik. Dimana di dalam Muhammadiyah dipelajari lewat materi Al Islam Kemuhammadiyahan.

"Lulusan UMRI harus punya ciri yang khas. Artinya, tidak sama dengan lulusan perguruan tinggi lainnya. Dan UMRI memiliki apa yang bisa menjadikan itu, karena perguruan tinggi dibawah organisasi Muhammadiyah, memiliki kelebihan yakni secara otomatis menjadi anggota Muhammadiyah, yang dimanapun berada, bisa saling mendukung dan membantu," pungkasnya.

Dia juga menambahkan bahwa untuk UMRI memiliki perkembangan yang begitu cepat, salah satunya dapat dilihat dari jumlah alumni yang diluluskan pada kurun waktu 3 tahun terakhir yang jumlahnya meningkat mencapai 3 kali lipat. Dan ini tentu juga dibarengi dengan peningkatan jumlah mahasiswa, UMRI sudah cukup mapan.

"Karena itu, kita tidak hanya ingin UMRI dikatakan sebagai universitas jago kandang, kita terus mendorong UMRI untuk bisa membangun kerjasama dengan universitas diluar negeri, dengan akan membawa rektornya berkunjung ke Universitas di luar negeri, UMRI jangan menjadi Perguruan Tinggi ditingkat lokal saja, tapi bisa juga go internasional," ungkapnya.

Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Riau, Wan Abu Bakar MSi menilai, UMRI sudah bergerak maju. Bahkan, semua proses belajar mengajarnya pun berjalan dengan baik.

"Kalau proses belajarnya sudah baik, tentu UMRI bisa menghasilkan sarjana-sarjana yang berkualitas sebagai calon pemimpin bangsa kedepan," kata mantan Gubernur Riau ini.

Sementara Yandri SH MH, dari Kopertis Wilayah X juga mengakui perkembangan UMRI yang begitu cepat, terlebih saat ini dari 16 Program Studi yang ada, 10 diantaranya telah terakreditasi B, dan Dua Prodi dalam tahap penilaian, untuk bisa meningkatkan akreditasinya.

"Kondisi ini tentu sangat bagus bagi Perguruan Tinggi Swasta, karena akreditasi Prodi juga nantinya akan sangat berpengaruh pada akreditasi yang didapat Universitas," ungkapnya mengakhiri. (nik)

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index